Bisnis.com, JAKARTA — Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) menuai kritik karena dinilai belum menerapkan pembatasan lebih ketat terhadap lembaga keuangan yang paling terpapar risiko iklim.
Lembaga riset Anthropocene Fixed Income Institute (AFII) yang selama bertahun-tahun menyoroti dukungan ECB terhadap penerbit obligasi penghasil emisi tinggi, menilai bank sentral seharusnya memberlakukan pembatasan (haircuts) lebih besar pada utang bank yang masih banyak membiayai sektor berisiko iklim. Langkah tersebut dinilai bisa berdampak pada biaya pendanaan untuk lembaga yang tertinggal dalam transisi hijau.
ECB sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk mulai menerapkan penalti berbasis risiko iklim pada obligasi korporasi yang digunakan sebagai agunan dalam transaksi. Penalti ini rencananya mulai berlaku pada paruh kedua tahun depan.
Namun, AFII menilai langkah ini minim ambisi karena hanya menyasar korporasi. Menurut AFII, penalti tersebut seharusnya diperluas ke obligasi senior dan covered bonds milik bank, yang jauh lebih sering dipakai dalam transaksi repurchase agreement (repo) dengan ECB dibandingkan utang korporasi.
AFII memperkirakan, perluasan kebijakan itu akan berdampak pada sekitar sepertiga dari seluruh sekuritas yang dijaminkan ke ECB, dibandingkan kurang dari 2% sesuai proposal ECB saat ini.
Langkah tersebut juga mencerminkan haircuts lebih besar pada utang bank yang masih aktif membiayai industri bahan bakar fosil.
Baca Juga
Mengeluarkan obligasi dari lembaga yang tertinggal dalam transisi dari kumpulan agunan kemungkinan tidak berdampak pada stabilitas keuangan, tetapi dapat memberi dampak besar dalam mendorong penyelarasan transisi iklim lembaga keuangan,” tulis Ulf Erlandsson dan Johan Jarnmo dalam laporan AFII yang dikutip dari Bloomberg, Kamis (21/8/2025).
Juru bicara ECB menyatakan instansinya tidak mengomentari usulan dari individu. Namun saat ditanya mengenai alasan mengapa rencana haircut sejauh ini hanya berlaku untuk obligasi korporasi, pejabat tersebut merujuk pada pernyataan di situs resmi bank sentral yang menegaskan bahwa instrumen tersebut akan ditinjau secara berkala, termasuk cakupan dan kalibrasinya.
Kritik AFII muncul di tengah perubahan komitmen lingkungan sejumlah bank besar. Beberapa lembaga keuangan diketahui hengkang dari Net-Zero Banking Alliance (NZBA). Aliansi yang didedikasikan untuk dekarbonisasi sektor keuangan global itu ditinggalkan seiring dengan meningkatnya serangan politik terhadap kebijakan ESG setelah terpilihnya kembali Presiden Amerika Serikat Donald Trump.