Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Tuding Energi Surya dan Angin Biang Kerok Kenaikan Harga Listrik AS

Trump menuding energi surya dan angin menaikkan harga listrik AS, menolak proyek yang merusak lahan pertanian. USDA hentikan subsidi, tantang petani.
Ladang panel surya di negara bagian di Gujarat, India pada September 2024./Reuters-Amit Dave
Ladang panel surya di negara bagian di Gujarat, India pada September 2024./Reuters-Amit Dave
Ringkasan Berita
  • Donald Trump menolak proyek energi surya dan angin karena dianggap merusak lahan pertanian dan menyebabkan kenaikan harga listrik di AS.
  • Keputusan ini berdampak pada petani yang kehilangan insentif federal, sementara harga listrik dan lahan pertanian terus meningkat.
  • USDA menghentikan dukungan finansial untuk proyek energi bersih di lahan pertanian, mempersulit akses petani terhadap lahan dan pendapatan tambahan.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan tidak akan menyetujui proyek energi surya dan angin yang dianggap merusak lahan pertanian, dengan klaim proyek-proyek tersebut turut mendorong kenaikan harga listrik.

Pernyataan tersebut disampaikan Trump melalui unggahan di Truth Social, sehari setelah Departemen Pertanian AS (USDA) mengumumkan penghentian program bantuan finansial untuk proyek energi bersih di lahan pertanian produktif. 

“Negara bagian yang membangun dan bergantung pada kincir angin dan tenaga surya untuk listrik kini mengalami kenaikan biaya listrik dan energi tertinggi dalam sejarah. Penipuan abad ini! Kami tidak akan menyetujui proyek angin atau surya yang merusak lahan pertanian. Era kebodohan telah berakhir di AS!!!” tulis Trump dikutip dari Bloomberg, Kamis (21/8/2025).

Keputusan ini menjadi tantangan bagi petani yang selama ini bergantung pada insentif federal untuk menambah pendapatan di tengah harga komoditas yang rendah.

Harga listrik di AS memang melonjak dalam setahun terakhir, meskipun para ahli menilai pemicunya lebih kompleks, termasuk lonjakan permintaan dari pusat data dan sektor manufaktur setelah periode pertumbuhan datar. 

Sementara itu, harga lahan pertanian juga mencetak rekor akibat permintaan untuk penggunaan industri, termasuk energi, meskipun proyek energi hanya mengambil porsi kecil dari total lahan pertanian AS.

Menteri Pertanian AS Brooke Rollins menyatakan, subsidi untuk proyek surya membuat petani semakin sulit mengakses lahan karena harganya lebih mahal dan ketersediaannya semakin terbatas.

USDA menegaskan proyek energi angin dan surya tidak lagi memenuhi syarat untuk pinjaman bisnis pengembangan pedesaan. Proyek panel surya berkapasitas lebih dari 50 kilowatt juga tidak lagi memenuhi syarat dalam program Rural Energy for America (REAP). Selain itu, proyek dengan pendanaan USDA dilarang menggunakan panel yang diproduksi oleh lawan asing.

Organisasi nirlaba American Farmland Trust, yang fokus pada pelestarian lahan pertanian, menyebut REAP sebagai sumber dukungan utama bagi hampir 20.000 petani dan pelaku usaha untuk menjaga keberlanjutan usaha mereka.

Menurut sensus pertanian USDA terbaru, hampir 120.000 pertanian di AS telah menggunakan panel surya pada 2022, naik 30% dibandingkan 2017. Sebanyak 14.500 pertanian juga tercatat memiliki turbin angin. Namun, studi USDA tahun 2024 menunjukkan sebagian besar lahan di sekitar proyek energi terbarukan tersebut tetap digunakan untuk pertanian.

Wakil Presiden Senior Komunikasi di Solar Energy Industries Association Stephanie Bosh menilai kebijakan terbaru pemerintahan Trump sebagai tidak masuk akal. 

“Kebijakan ini hanya akan mempersulit petani dan pemilik lahan untuk menentukan pilihan terbaik agar usaha pertanian mereka tetap hidup dengan sumber pendapatan yang beragam," ujarnya.

Meski pemerintah federal tidak memiliki kendali langsung atas proyek energi bersih di properti pribadi, AS memiliki kewenangan besar terhadap proyek di lahan publik. 

Pemerintahan Trump kerap menggunakan otoritas tersebut melalui mekanisme izin yang ketat dan langkah-langkah Departemen Dalam Negeri yang secara khusus menargetkan proyek angin dan surya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro