Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Kemenhut: Indikasi Luas Karhutla per Juli 2025 Tembus 99.032 Hektare

Indikasi luas karhutla di Indonesia per Juli 2025 mencapai 99.032 ha, naik 1.052% dari Juni. NTT, Sumut, dan Kalbar jadi penyumbang terbesar.
Petugas Manggala Agni Daops Kota Jambi memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut Desa Gambut Jaya, Muaro Jambi, Jambi, Kamis (24/7/2025). Karhutla yang telah memasuki hari kelima tersebut sudah menghanguskan 250 hektare lebih lahan, sementara upaya pemadaman masih terus dilakukan Manggala Agni, BPBD, TNI/Polri, dan masyarakat. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/bar
Petugas Manggala Agni Daops Kota Jambi memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut Desa Gambut Jaya, Muaro Jambi, Jambi, Kamis (24/7/2025). Karhutla yang telah memasuki hari kelima tersebut sudah menghanguskan 250 hektare lebih lahan, sementara upaya pemadaman masih terus dilakukan Manggala Agni, BPBD, TNI/Polri, dan masyarakat. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/bar
Ringkasan Berita
  • Indikasi luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia mencapai 99.032,51 hektare per Juli 2025, meningkat 1.052% dari bulan sebelumnya.
  • Nusa Tenggara Timur mencatat karhutla terluas dengan 20.009,50 hektare, diikuti Sumatra Utara dan Kalimantan Barat.
  • Jumlah titik panas (hotspot) pada Juli 2025 mencapai 879, meningkat 13,27% dibandingkan Juli 2024, dengan penanganan karhutla di lahan gambut memerlukan intervensi lebih kompleks.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA —  Data Sipongi Kementerian Kehutanan memperlihatkan indikasi luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) secara nasional mencapai 99.032,51 hektare (ha) per Juli 2025. Angka ini naik signifikan 1.052% dibandingkan dengan luas karhutla per Juni 2025 yang mencakup area seluas 8.594,49 ha.

Nusa Tenggara Timur menjadi wilayah dengan kontribusi karhutla terluas yakni 20.009,50 ha. Kemudian Sumatra Utara menyusul di peringkat kedua dengan luas karhutla 15.248,82 ha dan Kalimantan Barat mencakup area seluas 11.258,61 ha.

Adapun jumlah titik panas (hotspot) berdasarkan data satelit NASA-TERRA/AQUA dengan tingkat kepercayaan tinggi pada Juli 2025 mencapai 879 titik. Jumlah hotspot pada Juli 2025 lebih tinggi jika dibandingkan dengan Juli 2023 dengan 463 titik dan naik 13,27% secara tahunan dibandingkan dengan Juli 2024 di angka 776 titik.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya mencatat luas karhutla di NTT memang yang paling besar, tetapi penanganannya cenderung lebih mudah dibandingkan dengan karhutla di Sumatra dan Kalimantan.

"Nusa Tenggara Timur, meski area terbakar lebih luas, karena bukan gambut, begitu hujan atau intervensi penyiraman air, langsung padam," katanya dalam keterangannya di Jakarta awal Agustus 2025.

Karakteristik lahan gambut, kata Suharyanto, membuat pengendalian kebakaran di Kalimantan Tengah lebih kompleks. Hal ini berlaku pula di provinsi lain dengan lahan gambut luas seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, Jambi, dan Riau.

Suharyanto mengatakan penanganan kebakaran lahan gambut memerlukan intervensi besar, seperti dengan pengerahan tim satuan tugas darat yang berperalatan lengkap. Upaya pemadaman bahkan memerlukan penyiraman udara menggunakan pesawat khusus dan modifikasi cuaca untuk meningkatkan peluang hujan.

"Bila kebakaran melanda lahan gambut, tantangannya menjadi besar, api tidak langsung padam walau disiram air," kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro