Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah negara anggota Uni Eropa mengusulkan revisi pada aturan pasar karbon baru kawasan tersebut. Usulan ini mengemuka di tengah kekhawatiran lonjakan harga karbon yang justru dapat memicu penolakan terhadap target iklim yang ambisius.
Negara-negara anggota UE seperti Austria, Belgia, Ceko, dan Italia mengusulkan langkah-langkah seperti pelelangan izin emisi lebih awal serta penguatan mekanisme pengendalian harga dalam program perdagangan emisi (cap-and-trade) UE untuk sektor transportasi dan bahan bakar pemanas, menurut dokumen rancangan yang diperoleh Bloomberg. Penandatangan dokumen ini juga mencakup Lituania, Latvia, Polandia, Slovakia, Bulgaria, Kroasia, Rumania, dan Slovenia.
Uni Eropa sendiri dijadwalkan meluncurkan Emissions Trading System 2 (ETS2) pada 2027, sebagai pelengkap sistem ETS1 yang saat ini mencakup sektor manufaktur, maskapai penerbangan, dan pelayaran.
“Untuk menanggapi kekhawatiran terkait ketidakpastian harga dan dampak sosial serta untuk memperkuat penerimaan publik terhadap sistem ini, perbaikan sebaiknya dipertimbangkan sebelum pasar diluncurkan,” tulis negara-negara tersebut dalam dokumen, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (26/6/2025).
Perdagangan karbon merupakan instrumen utama bagi blok beranggotakan 27 negara tersebut untuk mencapai target netral karbon pada 2050. Perdagangan karbon juga diharapkan memangkas setidaknya 55% emisi pada 2030 dibandingkan dengan tingkat tahun 1990.
Seruan kepada Komisi Eropa agar mempertimbangkan revisi ETS2 muncul saat badan regulasi UE tengah menyusun proposal target emisi 2040, yakni pengurangan hingga 90% dari tingkat tahun 1990.
Baca Juga
Meski pasar emisi karbon memberikan insentif bagi perusahaan yang dapat mengurangi polusi dengan cepat, serta menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan pemerintah untuk melindungi konsumen rentan, sejumlah negara anggota makin khawatir bahwa kenaikan harga karbon akan memicu penolakan dari masyarakat dan pelaku usaha.
Para penandatangan dokumen menyerukan publikasi rutin indikator-indikator utama seperti penjualan kendaraan listrik, pemasangan pompa panas, atau tingkat renovasi bangunan guna memberikan kejelasan lebih terkait proyeksi permintaan izin ETS2.
Perubahan lain yang diusulkan mencakup penguatan ketentuan stabilisasi harga ETS2. Ini termasuk kemungkinan memperpanjang keberadaan Market Stability Reserve (MSR) setelah 2031, yakni cadangan yang dapat menyerap atau melepas izin karbon ke pasar dalam kondisi tertentu.
Kelompok negara ini juga mengusulkan penguatan mekanisme penyeimbang volatilitas harga. Berdasarkan aturan saat ini, jika harga karbon melebihi 45 euro pada tahap awal ETS2, izin tambahan dapat dilepas dari cadangan. Dalam dokumen tersebut, disebutkan bahwa UE dapat meningkatkan volume maupun frekuensi pelepasan izin.