Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industrialisasi Hijau Kunci Target Nol Emisi 2050?

Pemerintah perlu mendorong industrialisasi hijau guna mencapai target NZE 2050 dengan memanfaatkan EBT dan mengembangkan industri ramah lingkungan.
Seorang karyawan bekerja di lini produksi serat karbon di dalam sebuah pabrik di Lianyungang, provinsi Jiangsu, China, 27 Oktober 2018./REUTERS
Seorang karyawan bekerja di lini produksi serat karbon di dalam sebuah pabrik di Lianyungang, provinsi Jiangsu, China, 27 Oktober 2018./REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah perlu mendorong industrialisasi hijau memanfaatkan tren pengembangan pembangkit energi terbarukan di dunia. Selain menciptakan peluang ekonomi, industri hijau juga sejalan dengan agenda nol emisi pemerintah yang diharapkan tercapai pada 2050.

Direktur Eksekutif Yayasan Kesejahteraan Berkelanjutan Indonesia (Sustain) Tata Mustasya mengatakan industrialisasi hijau ini merupakan salah satu solusi untuk perbaikan manufaktur Indonesia.

Pasalnya, saat ini, ekonomi Indonesia masih tergantung pada industri ekstraktif, konsumsi domestik, dan pengeluaran pemerintah. Pada saat yang sama, industri manufaktur sedang mengalami perlambatan pertumbuhan.

Dia menjelaskan, industrialisasi hijau relevan mengingat permintaan pasar global dan kebijakan pemerintah di negara-negara di dunia akan bergerak ke arah produk hijau.

“Industri manufaktur bisa memainkan dua peran ganda: mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi 8% dan memajukan kesejahteraan, serta mencapai target Nol Emisi 2050. Di sini, industrialisasi hijau menjadi kunci,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (11/8/2025).

Mengutip World Economic Forum, saat ini, manufaktur sedang mengalami dua transformasi utama, yakni transformasi teknologi dan transformasi keberlanjutan. Adapun transformasi teknologi didorong kecerdasan buatan (AI) dan teknologi digital, sementara transformasi keberlanjutan fokus pada praktik yang lebih ramah lingkungan.

Di Indonesia, lanjut Tata, untuk mendorong industrialisasi hijau bisa dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama industri manufaktur yang sudah ada harus beralih menggunakan sumber energi bersih dan terbarukan untuk menurunkan emisi.

Berdasarkan survei Powering up: Business perspectives on shifting to renewable electricity, sembilan dari sepuluh pemimpin bisnis Indonesia menginginkan adanya transisi energi, terutama untuk sektor kelistrikan, dari batu bara dan bahan bakar fosil lainnya menuju energi terbarukan pada 2035 atau sebelumnya.

Kedua, pemerintah harus membangun industri hijau yang sejalan dengan perkembangan ekonomi global, diantaranya dengan mengambil peluang dari industri mobil dan motor listrik dan panel surya yang pasarnya terus tumbuh baik di dalam negeri maupun secara regional dan global. 

“Ini peluang besar bagi sektor industri di Indonesia yang sudah di-tap oleh China, misalnya. Nah kalau tidak menggunakan kesempatan ini, kita hanya akan terus menjadi pasar,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro