Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Eropa menunda rencana untuk mengusulkan target iklim Uni Eropa yang baru pada kuartal pertama tahun ini. Penundaan ini mempengaruhi rencana Uni Eropa untuk memangkas emisi pada 2040.
Pada bulan lalu, negara Brussel mengungkapkan akan ada perubahan undang-undang iklim Uni Eropa pada kuartal ini. Adapun nol emisi bersih ditargetkan dapat dicapai pada 2050.
Namun, proposal tersebut telah menghadapi tentangan politik dengan beberapa anggota negara dan parlemen enggan mendukung pemangkasan emisi sebesar 90%. Adapun dalam target iklim UE ditetapkan seberapa besar negara harus mengurangi emisi.
"Kami dapat dengan yakin berasumsi bahwa itu tidak akan diadopsi pada kuartal I," ujar seorang juru bicara Komisi Eropa dilansir Reuters, Selasa (25/3/2025).
Uni Eropa seperti kebanyakan negara di dunia tlah melewatkan tenggat waktu Februari untuk menyerahkan rencana iklim 2035 ke PBB. Namun demikian, Uni Eropa telah berjanji untuk tidak menarik kembali komitmen perubahan iklimnya meskipun Presiden AS Donald Trump menarik keluar dari perjanjian iklim Paris.
Terlebih, Eropa menjadi benua yang paling cepat memanas di planet ini dan telah mengalami gelombang panas, banjir, dan kekeringan yang dahsyat dalam beberapa tahun terakhir akibat pemanasan gobal.
Baca Juga
Agenda hijau di Eropa tengah menghadapi tekanan yang semakin meningkat dari industri dan beberapa pemerintah yang menyatakan peraturan lingkungan merugikan bisnis yang sudah berjuang dengan harga energi yang tinggi dan permintaan yang lemah. Uni Eropa setuju untuk melonggarkan aturan pemotongan karbon dioksida bagi produsen mobil setelah adanya permohonan dari industri otomotif.
Beberapa pejabat Uni Eropa juga mencatat keengganan untuk memulai negosiasi politik mengenai tujuan iklim 2040 menjelang pemilihan presiden Polandia pada bulan Mei. Polandia saat ini memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa dan memimpin negosiasi di antara negara-negara Uni Eropa hingga Juli.
Warsawa awalnya menolak target iklim Uni Eropa tahun 2050 dengan alasan kekhawatiran tentang biaya transisi energi bagi negara yang bergantung pada batu bara tersebut.
"Saya tidak melihat mayoritas mendukung 90%," kata seorang diplomat Uni Eropa mengacu pada posisi negara-negara Uni Eropa pada tujuan 2040.