Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup melaporkan bahwa luas lahan terbakar secara nasional mencapai 11.000 hektare hingga saat ini. Kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terutama ditemukan di pulau Sumatra dan Kalimantan.
“Data ini berdasarkan citra satelit serta laporan kawan-kawan di lapangan seperti Manggala Agni, TNI-Polri hingga masyarakat peduli api," kata Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup Kementerian LH Dasrul Chaniago di Banjarbaru, Kamis (14/8/2025), dikutip dari Antara.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), luas karhutla di Kalimantan Selatan mencapai 150 hektare dan berasal dari 83 peristiwa karhutla.
Mayoritas karhutla tercatat terjadi di lahan jenis gambut yang tinggi permukaan air tanahnya turun drastis selama musim kemarau. Dasrul mengatakan kondisi ini membuat kebakaran di lahan gambut lebih sulit dikendalikan, selain panas api yang akan mengendap di kedalaman gambut.
Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah pencegahan di samping penanggulangan jika sudah terlanjur terbakar.
Dia menyatakan pentingnya sinergi lintas lembaga untuk bersama-sama dalam upaya mencegah dan memadamkan Karhutla. Salah satunya melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca Juga
“Dengan upaya modifikasi cuaca yang bertujuan agar turun hujan, maka ini langkah paling efektif untuk membuat tanah tetap basah sehingga sulit bagi api menyala,” ujarnya.
Berdasarkan data sistem pemantauan karhutla Sipongi Kementerian Kehutanan, indikasi luas kebakaran nasional per Juni 2025 mencapai 8.594,49 hektare. Luas indikasi karhutla di Kalimantan Barat merupakan salah satu yang terbesar, yakni 1.149,02 hektare.