Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas perdagangan karbon di Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) tumbuh signifikan per Agustus 2025 di tengah lesunya pasar secara global. Volume kredit karbon dan frekuensi perdagangan kompak tumbuh dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Data terbaru Bursa Efek Indonesia (BEI) memperlihatkan bahwa volume kredit karbon yang diperdagangkan selama periode 1 Januari–22 Agustus 2025 menembus 696.763 ton setara karbon dioksida (CO2e) dengan nilai Rp27,74 miliar. Volume tersebut naik 483% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024 di angka 119.463 ton CO2e senilai Rp6,14 miliar.
Seiring dengan pertumbuhan tersebut, frekuensi perdagangan tercatat naik 158% menjadi 129 kali per 22 Agustus 2025, dari hanya 50 kali pada periode yang sama tahun lalu.
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 Bursa Efek Indonesia Ignatius Denny Wicaksono mengemukakan volume kredit karbon yang diperdagangkan sepanjang 2025 telah mencetak rekor all-time high sejak IDX Carbon resmi meluncur pada September 2023.
Sebagai perbandingan, volume perdagangan karbon pada tahun pertama operasionalnya mencapai 494.254 ton CO2e untuk periode September–Desember. Namun dari segi nilai, torehan pada 2023 menjadi yang tertinggi, yakni di angka Rp30,90 miliar.
“Dari sisi volume perdagangan memang all-time high, sementara kalau dari sisi nilai ada lebih sedikit [daripada 2023],” kata Denny dalam diskusi Update Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) secara daring, Senin (25/8/2025).
Baca Juga
BEI turut mencatat rekor volume kredit yang dipensiunkan atau digunakan setelah dibeli (retirement) sepanjang 2025, yakni sebesar 553.869 ton CO2e. Sementara pada 2024 dan 2023, masing-masing volume retirement berada di angka 420.987 ton CO2e dan 6.260 ton CO2e.
“Banyak pembeli yang menggunakan secara bertahap kredit karbon yang telah dibeli, di-keep untuk tahun-tahun berikutnya. Terlihat dari pembelian pada 2023 yang mencapai 494.254 ton CO2e pada tahun pertama, tetapi secara retirement tahun tersebut 6.260 ton dan naik pada dua tahun berikutnya,” papar Denny.
Secara total, jumlah kredit karbon yang diperdagangkan selama September 2023–Agustus 2025 mencapai 1,60 juta ton CO2e. Sementara total kredit karbon yang dicatat berjumlah 3,05 juta ton setara karbon dioksida.