Rumah Dahor
Melihat Rumah Dahor dari kejauhan tampak tidak ada yang istimewa, seperti rumah panggung biasa. Hanya saja, setelah mendengar kisah di dalamnya, bisa dibilang bangunan ini menjadi contoh aktual ESG.
Di dalam cagar budaya ini, banyak dokumentasi yang menggambarkan Balikpapan bukan semata “kota minyak”, melainkan pusat sejarah, edukasi, dan keberlanjutan.
Pertamina menjaga Rumah Dahor sebagai heritage site, lengkap dengan koleksi foto, peralatan lama, dan cerita perjuangan pekerja minyak dari masa ke masa.
Rumah Dahor adalah kompleks rumah panggung warisan kolonial Belanda, dibangun sekitar 1900 dan difungsikan sebagai rumah dinas pekerja kilang minyak BPM sejak 1920.
Bangunan ini jadi saksi perebutan wilayah Balikpapan oleh Belanda dan Jepang pada masa Perang Dunia II sekaligus representasi lahirnya kota minyak.
Baca Juga
Pengelola Rumah Dahor, Rudiansyah menjelaskan rumah panggung yang dibangun di era kolonial ini memiliki jejak sejarah panjang. Rumah Dahor, menurutnya, dapat menjadi ruang edukasi bagaimana Balikpapan menjadi kota minyak.
“Koleksi dokumentasi yang jadi favorit kami, bagaimana Balikpapan menjadi salah satu tempat terjadinya Perang Dunia II, antara Sekutu dan Jepang,” ujarnya.
Untuk itu, Rumah Dahor aktif mengadakan kegiatan edukatif bagi pelajar dan masyarakat umum, memperkuat literasi sejarah kota minyak dan kepedulian generasi muda terhadap budaya.
Rudiansyah mengatakan, untuk mengunjungi Rumah Dahor masyarakat tidak dipungut biaya. “Yang penting janjian terlebih dahulu, tidak dipungut biaya,” katanya.
Adapun Rumah Dahor merupakan program pemberdayaan yang dilakukan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan.