Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Terbesar Jepang Incar Pembiayaan Keberlanjutan Lewat Debt Swap

MUFG, bank terbesar Jepang, memperluas pembiayaan keberlanjutan melalui debt swap untuk negara berkembang, setelah sukses di Pantai Gading.
Ilustrasi pembiayaan keberlanjutan
Ilustrasi pembiayaan keberlanjutan
Ringkasan Berita
  • MUFG, bank terbesar Jepang, berencana memperluas skema pembiayaan debt swap untuk membantu negara berkembang mengelola utang dan mendanai proyek sosial dan infrastruktur.
  • Keberhasilan kesepakatan debt swap senilai 400 juta euro untuk Pantai Gading, yang didukung oleh IBRD, menjadi pemicu bagi lebih banyak transaksi serupa di masa depan.
  • Pasar debt swap diperkirakan akan tumbuh signifikan, meski sempat melambat akibat kebijakan AS, dengan potensi mencapai US$800 miliar menurut analis Barclays Plc.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Bank terbesar Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. (MUFG), berencana memperluas keterlibatannya dalam skema pembiayaan tukar utang (debt swap) untuk membantu negara berkembang melakukan refinancing utang sekaligus mengalirkan dana bagi proyek sosial dan infrastruktur. MUFG saat ini tengah berdiskusi dengan sejumlah pemerintah untuk membangun portofolio transaksi serupa.

Langkah MUFG ini dilakukan menyusul keberhasilan penyelesaian kesepakatan senilai 400 juta euro (sekitar US$465 juta) untuk Pantai Gading pada Desember 2024.

“Kami kini tengah menjajaki struktur serupa dengan sejumlah peminjam,” ujar Ankit Khandelwal, Head of Africa Sovereigns, Development Finance Institutions, and Blended Finance MUFG, dikutip dari Bloomberg, Rabu (13/8/2025). Ia optimistis transaksi pada Desember 2024 itu akan menjadi pemicu bagi lebih banyak kesepakatan serupa pada masa mendatang.

Skema tukar utang untuk Pantai Gading itu mendapat dukungan jaminan dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD). Hal ini menandai keterlibatan pertama Kelompok Bank Dunia dalam pasar komersial debt swap.

Mekanisme debt swap kini makin sering ditawarkan bank global untuk membantu negara berkembang mengurangi beban utang sekaligus mengalihkan penghematan dana menuju tujuan berkelanjutan, seperti konservasi laut, kesehatan, atau pendidikan.

Melalui mekanisme ini, negara pengutang yang didominasi ekonomi berkembang menarik kembali utang yang lebih mahal dan menggantinya dengan utang lebih murah, biasanya dengan bantuan bank pembangunan.

Khandelwal menilai model ini merupakan alternatif dalam pengelolaan beban layanan utang negara, sembari tetap menyalurkan penghematan ke aset produktif.

US International Development Finance Corp. sejauh ini rutin memberikan penjaminan kredit untuk transaksi serupa bersama Inter-American Development Bank, di mana AS menjadi pemegang saham utama.

Namun, setelah lonjakan transaksi pada akhir 2024, belum ada kesepakatan baru pada 2025 akibat kebijakan Presiden Donald Trump yang memangkas besar-besaran program pembangunan internasional AS.

“Karena hasil pemilu dan realitas politik di AS, pasar sempat melambat, tetapi kami memperkirakan akan kembali menguat dalam bentuk tertentu. Kami mengantisipasi lebih banyak kesepakatan tahun ini dan seterusnya,” ujar Khandelwal.

Meski skalanya masih kecil, dengan nilai penerbitan utang baru sekitar sekitar US$4,5 miliar, analis Barclays Plc memperkirakan pasar ini berpotensi tumbuh hingga US$800 miliar. Dalam setahun terakhir, pemain baru di pasar ini mencakup JPMorgan Chase & Co., Standard Chartered Plc., dan MUFG.

Debt swap merupakan instrumen yang sangat penting, terutama karena beban utang banyak negara berpotensi meningkat di bawah pemerintahan AS yang baru,” kata Marine de Bazelaire, mantan penasehat grup untuk modal alam dan Kepala Keberlanjutan Eropa HSBC Holdings Plc.

Pada transaksi Pantai Gading, negara tersebut membeli kembali utang komersial sebesar 400 juta euro dan menukarnya dengan pinjaman jangka panjang bernilai sama, tetapi dengan bunga lebih rendah. MUFG sebagai kreditur menyediakan pinjaman yang dijamin oleh IBRD.

Menurut Bank Dunia, kesepakatan ini akan membebaskan sekitar 330 juta euro dalam anggaran selama lima tahun ke depan dan menghasilkan penghematan setidaknya 60 juta euro dalam nilai kini bersih. Dana ini akan dialokasikan untuk proyek pendidikan, tetapi tingkat bunga pinjaman baru dan biaya transaksi tidak diungkapkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro