Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komitmen BTN Dalam Transisi Keuangan Berkelanjutan dan Ekonomi Hijau

BTN terus mengembangkan praktik manajemen risiko yang adaptif seiring dengan meningkatnya risiko iklim seperti banjir dan kebakaran.
Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo dalam ajang United Nations Environment Programme-Finance Initiative (UNEP-FI) Regional Roundtable on Sustainable Finance Asia Pacific yang diselenggarakan di Suzhou, China pada Kamis (19/6/2025). /dok BTN
Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo dalam ajang United Nations Environment Programme-Finance Initiative (UNEP-FI) Regional Roundtable on Sustainable Finance Asia Pacific yang diselenggarakan di Suzhou, China pada Kamis (19/6/2025). /dok BTN

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mempertegas peran strategisnya dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau dengan memperkenalkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi di Indonesia pada ajang United Nations Environment Programme-Finance Initiative (UNEP-FI) Regional Roundtable on Sustainable Finance Asia Pacific yang diselenggarakan di Suzhou, China.

Dalam forum keuangan berkelanjutan dunia tersebut, KPR Subsidi di Indonesia disampaikan sebagai solusi yang menciptakan manfaat yang luas sambil tetap mampu mendorong pertumbuhan kinerja keuangan yang berkelanjutan. 

Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo mengatakan BTN merupakan bank yang sangat unik di Indonesia. Pasalnya, BTN tidak hanya membawa misi penting untuk pemenuhan kebutuhan rumah yang terjangkau sesuai dengan program perumahan nasional milik Presiden Prabowo Subianto tetapi juga tetap memberikan imbal hasil yang berkelanjutan. Terlebih, dari sekitar 70% kredit konsumer di BTN, sebesar 90% merupakan kredit KPR yang diakses oleh masyarakat berpenghasilan rendah. 

"KPR subsidi BTN di Indonesia tidak hanya menjadi solusi atas tantangan kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyakarat berpenghasilan rendah. Bagi BTN, KPR Subsidi juga menjadi salah satu motor penggerak bisnis. Ini membuktikan bahwa nilai sosial dan profitabilitas dapat berjalan beriringan," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (20/6/2025).

Menurutnya, KPR subsidi yang disalurkan BTN memiliki dampak sosial yang sangat nyata. Produk tersebut menjadi sarana inklusi keuangan bagi keluarga berpenghasilan rendah.

Selain itu, dari total KPR BTN secara keseluruhan, sebanyak 61% diakses oleh debitur yang tinggal di pinggiran dan luar kota. Lalu, sekitar 68% debitur KPR BTN merupakan kelompok usia produktif 30–60 tahun. Kemudian, sebanyak 31% debitur KPR BTN merupakan perempuan yang menunjukkan upaya perseroan mendorong pembiayaan inklusif di mana ada kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam kepemilikan rumah.

Dia menilai pengelolaan portofolio secara cermat merupakan kunci untuk menjawab tantangan ganda antara profit dan dampak. BTN pun terus mengembangkan praktik manajemen risiko yang adaptif seiring dengan meningkatnya risiko iklim seperti banjir dan kebakaran.

"Kami terus mengoptimalkan portofolio agar tidak hanya menghasilkan keuntungan, tetapi juga memperkuat kontribusi sosial dan meminimalkan risiko iklim. Profit dan impact harus berjalan beriringan," katanya. 

Adapun transformasi BTN dalam keuangan berkelanjutan telah dimulai sejak 2023. Tahapannya dimulai dengan mengimplementasikan Impact Analysis berdasarkan UNEP FI Principles for Responsible Banking (PRB) serta membangun kerangka kerja Environmental, Social, and Governance (ESG) yang komprehensif. Tujuannya, agar bisnis BTN beriringan antara laba dan prinsip ramah lingkungan serta sosial. 

Dengan langkah strategis tersebut, BTN juga menjadi bank BUMN pertama di Indonesia yang menandatangani UNEP FI PRB dan melaporkan progres tanggung jawab perbankan secara terbuka. Melalui kerangka ini, BTN pun mulai mengembangkan program Rumah Rendah Emisi. Program ini menjadi salah satu langkah untuk memperkecil jejak karbon dari sisi infrastruktur. 

"Melalui rumah rendah emisi, BTN berupaya memberikan jawaban untuk mengurangi krisis iklim, memenuhi mandat sosial, sambil tetap menghasilkan laba positif," tutur Setiyo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper