Bisnis.com, JAKARTA — Pogram OasisSchoolyards Semarang mendorong integrasi pendidikan perubahan iklim dan perancangan ruang terbuka hijau menjadi area multifungsi yang dapat digunakan untuk bermain, belajar, serta membangun ketangguhan terhadap perubahan iklim di lima sekolah dasar dan madrasah.
Inisiatif ini memperkuat ketangguhan sekolah menghadapi risiko banjir rob dan gelombang panas, sekaligus menumbuhkan budaya peduli lingkungan sejak dini.
Sejak diluncurkan pada September 2024, program hasil kolaborasi PT Global Dairi Alami (MilkLife), Resilient Cities Network (R-Cities), dan Pemerintah Kota Semarang ini telah mendampingi MI Darul Ulum, MI Mirfa’ul Ulum, SDN Gebangsari 01, SDN Kaligawe, dan SD Marsudirini Gedangan melalui serangkaian pelatihan guru, pengembangan kurikulum dan perancangan halaman sekolah yang hijau berbasis solusi alam bersama siswa dan orang tua.
Koordinator Nasional Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Ananto Kusuma Seta mengatakan program Oasis Schoolyards Semarang membuktikan cara kerja prinsip pendidikan perubahan iklim yang sejalan dengan kebijakan nasional dan kerangka internasional, telah berhasil diterjemahkan ke dalam konteks sekolah di Indonesia.
"UNESCO menyoroti bahwa krisis terbesar dunia adalah perubahan iklim, bukan perang sehingga pendidikan perubahan iklim adalah prioritas utama. Saat ini 73% sekolah di Indonesia berada di area rawan banjir. Maka melalui program Oasis Schoolyards ini, sekolah yang merupakan rumah kedua untuk anak, juga menjadi laboratorium hidup untuk kehidupan yang berkelanjutan, dari sekolah ke masyarakat. Semarang sudah membeli masa depan dengan harga sekarang," ujarnya dalam keterangan, Minggu (15/6/2025).
Kepala Hubungan Kemitraan Regional Asia Pasifik R-Cities Nini Purwajati menekankan pentingnya membangun ketangguhan iklim dari komunitas lokal sebagai pusat inovasi.
Baca Juga
"Salah satu aspek krusial dalam OASIS Schoolyards adalah memadukan praktik global dari Paris dengan kekuatan lokal Indonesia, termasuk mengintegrasi dengan program sekolah Adiwiyata yang sudah memiliki sejarah dan ekosistem yang kuat. Ini membuktikan bahwa kota-kota Asia bisa jadi pelopor inovasi berbasis komunitas untuk isu ketahanan iklim secara global," ucapnya.
Adapun sebesar 82% guru melaporkan peningkatan signifikan dalam metode pengajaran perubahan iklim, dan 59% merasa jauh lebih percaya diri dalam mengedukasi komunitas. Integrasi pendidikan ketangguhan terhadap perubahan iklim di sekolah dimana dengan 29 modul ajar dikembangkan dan diterapkan didukung SOP pengelolaan sampah, air, energi, tanaman, dan sanitasi.
Kemudian, transformasi halaman sekolah yakni lima ruang terbuka yang multifungsi dengan menerapkan prinsip desain berbasis solusi alam dikembangkan bersama siswa dan orang tua, meningkatkan interaksi sosial dan membangun budaya peduli lingkungan dan praktik ketangguhan iklim.
Dalam kesempatan yang sama, PLH Walikota Semarang yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang Budi Prakosa menuturkan inisiatif Oasis Schoolyards Semarang sebagai bentuk nyata kolaborasi lintas sektor untuk menjawab tantangan bersama.
"MilkLife dan Resilient Cities Network yang mendukung Kota Semarang melalui program Oasis ini, harapannya ke depan sekolah dan madrasah yang ada di Kota Semarang benar - benar bisa menjadi oase bagi padatnya kota. Sekolah menjadi ruang terbuka hijau publik yang mendinginkan kawasan di sekitarnya. Sekolah juga menjadi pelopor pendidikan lingkungan hidup dan perubahan iklim," tuturnya.
Menurutnya, pendidikan ditujukan untuk anak-anak usia sekolah sejak dini, namun di sisi lain dapat menginspirasi masyarakat sekitarnya agar lebih peduli lingkungan dan melakukan aksi - aksi ketahanan iklim di Kota Semarang.
"Kami melihat program percontohan ini sebagai pondasi awal yang kuat. Harapannya, perubahan yang sudah tercipta bisa berkelanjutan dan diperluas, tidak hanya di Semarang tetapi juga di kota-kota lain," ujarnya.
Group Brand Head MilkLife Ingrid Pamela menuturkan program Oasis Schoolyards membuktikan bahwa tindakan kecil dapat berdampak besar ketika menjadi budaya bersama. Namun, tantangan perubahan iklim masih sangat luas dan kompleks, membutuhkan keterlibatan lebih banyak pihak dan solusi kreatif baru.
"Kami berharap praktik dari program ini bisa menjadi salah satu katalis yang menginspirasi lebih banyak pihak, termasuk sektor swasta, untuk turut berkontribusi," tuturnya.