Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenhut dan Kemenpar Sepakat Manfaatkan Dana Hibah Rp76,9 Miliar dari Uni Emirat Arab

Kemenhut dan Kemenpar sepakat gunakan dana hibah Rp76,9 M dari Uni Emirat Arab untuk konservasi komodo dan wisata alam berkelanjutan di Indonesia.
Pintu gerbang Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bisnis-Ni Luh Anggela
Pintu gerbang Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bisnis-Ni Luh Anggela
Ringkasan Berita
  • Kementerian Kehutanan dan Kementerian Pariwisata sepakat memanfaatkan dana hibah Rp76,9 miliar dari Zayed Foundation, Uni Emirat Arab, untuk konservasi komodo dan pengembangan wisata alam berbasis konservasi.
  • Menteri Kehutanan menekankan pentingnya prinsip ekowisata dan perbaikan manajemen pendakian, sementara Menteri Pariwisata mendukung penguatan keselamatan dan pengelolaan risiko di destinasi wisata.
  • Kedua kementerian menegaskan bahwa sinergi antara konservasi dan pariwisata berkelanjutan sangat penting untuk masa depan pariwisata Indonesia.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kehutanan dan Kementerian Pariwisata sepakat untuk menindaklanjuti pemanfaatan dana hibah senilai US$4,7 juta atau sekitar Rp76,9 miliar dari Zayed Foundation, Uni Emirat Arab, untuk mendukung konservasi komodo dan kawasan sekitarnya.

Melalui nota kesepahaman yang ditandatangani Kemenhut dan Kemenpar, dana hibah tersebut diharapkan menjadi katalis penting dalam penguatan perlindungan spesies langka sekaligus mendukung pengembangan wisata alam berbasis konservasi.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dalam kesempatan tersebut mengemukakan bahwa arah pengembangan wisata alam Indonesia harus berpijak pada prinsip ekowisata, bukan pariwisata massal.

“Tren wisata alam yang meningkat saat ini memang menggembirakan. Namun, kita tidak bisa hanya mengandalkan semangat FOMO [fear of missing out]. Wisata alam harus mengandung nilai edukasi dan kultural. Kita cari titik temu antara konservasi dan pariwisata yang bertanggung jawab,” ujarnya, dikutip dari siaran pers, Rabu (30/7/2025).

Merespons insiden kecelakaan di jalur pendakian Gunung Rinjani beberapa waktu lalu, Raja Juli juga menekankan pentingnya perbaikan manajemen pendakian, termasuk pemeringkatan tingkat kesulitan jalur pendakian, penerapan sistem kuota, serta penyusunan standar operasional prosedur (SOP) pendakian yang lebih baik.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyatakan dukungan terhadap penguatan aspek keselamatan dan pengelolaan risiko di destinasi wisata.

“Insiden di Rinjani menjadi pengingat bagi kita semua bahwa intervensi lintas sektor diperlukan. Kami akan bentuk tim kerja bersama untuk peningkatan standar keselamatan di destinasi wisata alam,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa sektor konservasi memiliki hubungan erat dengan pengembangan pariwisata.

“Wisata yang berkelanjutan tidak mungkin terwujud tanpa perlindungan terhadap alam. Sinergi ini sangat penting untuk masa depan pariwisata Indonesia,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro