Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Bakal Pangkas Syarat ‘Hijau’, Menghambat Aktivitas Bisnis?

Upaya Uni Eropa memangkas jumlah perusahaan yang diwajibkan menyiapkan persyaratan pelaporan keberlanjutan sebagai langkah untuk memangkas birokrasi bisnis.
Bendera Uni Eropa berkibar di luar kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman, 26 April 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Bendera Uni Eropa berkibar di luar kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman, 26 April 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach

Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Uni Eropa mengajukan proposal omnibus untuk menyederhanakan aturan hijau bagi para pebisnis yang bertujuan untuk membuat industri lebih kompetitif.

Mengutip Reuters, upaya Uni Eropa (UE) memangkas jumlah perusahaan yang diwajibkan menyiapkan persyaratan pelaporan keberlanjutan sebagai langkah untuk memangkas birokrasi bisnis. 

Merujuk draf proposal yang disiapkan, menunjukkan Komisi berencana mengubah arahan pelaporan keberlanjutan perusahaan UE, yang mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan informasi tentang keberlanjutan lingkungan dan sosial mereka.

Berdasarkan rancangan usulan tersebut, hanya perusahaan dengan lebih dari 1.000 karyawan dan omset bersih melebihi $471 juta yang akan tunduk pada kewajiban aturan keberlanjutan UE.

Selain itu, draf proposal tersebut juga merinci rencana untuk menunda Undang Undang Uji Tuntas UE yang dikenal sebagai Corporate Sustainability Due Diligence Directive atau CSDDD. 

Hal ini dilakukan untuk memastikan perusahaan menemukan dan memperbaiki masalah hak asasi manusia dan lingkungan dalam rantai pasokan mereka, dengan memberlakukan persyaratan uji tuntas pada perusahaan besar.

Ilmuwan 200 Negara Bahas Target Perjanjian Paris

Di sisi lain, kekhawatiran muncul dari negara-negara terdampak perubahan iklim tentang penundaan penilaian global tentang perubahan iklim berikutnya, oleh panel sains iklim PBB, setelah pemerintah AS menarik diri dari Perjanjian Paris.

Hal itu akan diputuskan dalam Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim oleh PBB yang menyatukan ilmuwan iklim dari hampir 200 negara untuk menilai kesehatan planet ini, di Hangzhou - China, pekan depan.

"Sangat penting bahwa semua kontribusi kelompok kerja untuk Laporan Penilaian Ketujuh disiapkan tepat waktu," kata Kepala iklim Uni Eropa, Wopke Hoekstra, mengutip Reuters.

Pernyataan bersama Wopke dengan menteri dari 17 negara termasuk Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, Kepulauan Marshall, dan Guatemala juga menyatakan keprihatinan mereka kepada semua orang yang menderita dampak krisis iklim sekarang, dan kepada generasi mendatang.

“Untuk itu, kita perlu membuat keputusan tentang masa depan planet kita berdasarkan bukti dan pengetahuan terbaik yang tersedia bagi kita," kata pernyataan itu.

Sayangnya, Pemerintahan Trump telah menghentikan partisipasi ilmuwan AS dalam forum tersebut.

Negara-negara yang menyampaikan pernyataan bersama khawatir komitmen yang ada di Perjanjian Paris tidak akan selesai tepat waktu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper