Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Rumah Subsidi Didorong Ramah Lingkungan dan Layak Huni

Pembangunan rumah subsidi didorong mengacu pada prinsip green housing ke depannya. Hal ini agar masyarakat dapat memiliki rumah yang layak dan berkualitas.
Ilustrasi rumah hijau
Ilustrasi rumah hijau

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mendorong agar pengembang dapat membangun rumah layak huni, ramah lingkungan dan tahan gempa.

Derdasarkan publikasi berjudul Indikator Perumahan dan Lingkungan 2024 BPS, jumlah keluarga di Indonesia yang masih menempati rumah tak layak huni pada tahun 2024 mencapai 34,75%, sedangkan rumah tangga yang menempati rumah layak huni mencapai 65,25%.

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah mengatakan pemerintah harus hadir dalam pembangunan rumah rakyat sehingga rumah-rumah yang akan dibangun dipastikan layak huni dan kuat termasuk tahan gempa.

Pasalnya, rumah merupakan kebutuhan dasar dari keperluan masyarakat sehingga jika pemerintah tidak membantu, maka masyarakat akan membangun rumah sendiri dengan kualitas yang belum tentu layak huni.

“Sekarang ini dalam skema kita penyelenggaraan perumahan baru, kita akan memasukkan secara ketat bahwa konstruksi dan bangunannya betul-betul bersumber dari satu riset yang dilakukan pemerintah bahwa ini layak bangun atau tidak,” ujarnya, Kamis (9/1/2025). 

Selain tahan gempa, Fahri juga menekankan pentingnya penerapan standar kesehatan dalam pembangunan rumah, untuk memastikan lingkungan rumah sehat dan bebas dari masalah kesehatan.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menambahkan konsep green housing ini sangat penting dan memiliki ekosistem yang baik mencakup developer, kontraktor lokal, perbankan, dan konsumen.

“Jadi kita sebagai pemerintah harus mendorong, memfasilitasi bantuan, kebijakan-kebijakan, kasih insentif, supaya pada semangat membangun ini para developer ini, dan juga bisa rakyatnya juga senang,” katanya.

Pemerintah akan terus berupaya memberikan insentif berupa kebijakan-kebijakan yang mempermudah pengembang dan kontraktor dalam membangun hunian layak bagi rakyat.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menuturkan pembangunan rumah subsidi didorong mengacu pada prinsip green housing ke depannya. Hal ini agar masyarakat dapat memiliki rumah yang layak dan berkualitas.

“Konsep green housing ini juga menjadi keharusan dan masa depan kita semuanya karena dengan beberapa kriteria yang harus dipenuhi, parameter seperti harus dikelola dengan tetap mempersiapkan ruang-ruang terbuka,” ucapnya. 

Menurutnya, pembangunan rumah yang ramah lingkungan memberikan nilai tambah kenyamanan bagi para penghuninya. Hal ini karena terdapat beberapa parameter yang harus dipenuhi seperti mempersiapkan ruang terbuka agar penggunaan energi bisa semakin efisien. Para penghuni tidak perlu menyalakan lampu karena penerangan ruangan cukup dan penggunaan pendingin ruangan (AC) lebih efisien.

“Kemudian juga agar penggunaan energi semakin efisien tidak perlu setiap saat pasang lampu, karena cahaya matahari bisa langsung dinikmati oleh para penghuni rumah, termasuk efisiensi air, pengelolaan sampah, dan lain sebagainya” tuturnya.

Dia menilai penyediaan rumah bukan hanya murah bagi masyarakat tetapi memperhatikan pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, pemerintah akan mendorong agar semua pembangunan khususnya di sektor perumahan termasuk program 3 juta rumah per tahun dapat menggunakan konsep-konsep yang mengacu pada standar dan kriteria green housing. Terlebih masih terdapat 10 juta keluarga belum memiliki rumah dan 20 juta rumah tidak Layak Huni sehingga masyarakat kota maupun desa dapat lebih diupayakan dibangun hunian yang lebih sehat.

Green konsep, ini penting karena Indonesia harus membangun infrastruktur dengan tetap pelestarian alam dan kita harus sama-sama bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan demikian, pemerintah dapat meyakinkan masyarakat kita untuk dapat memiliki rumah yang layak, yang berkualitas dalam arti aspek kesehatan, kenyamanan, dan juga keamanan yang terjamin,” terang AHY. 

Terpisah, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negawa Nixon LP Napitupulu mengatakan pihaknya berinisiatif memacu ketersediaan rumah rendah emisi, karena bangunan rumah dan aktivitas di dalamnya menjadi salah satu penghasil emisi karbon terbesar.

BTN sebagai bank yang mendapatkan mandat dari pemerintah untuk menyediakan akses pembiayaan perumahan, memandang pentingnya peran seluruh stakeholders dan masyarakat untuk dapat berkontribusi dalam pengembangan sektor perumahan nasional.

Untuk itu, BTN mendorong para arsitek nasional untuk menciptakan desain bangunan rumah tinggal yang estetik, aman, nyaman, berkelanjutan serta terjangkau.

“Para arsitek Indonesia untuk menciptakan ide-ide terbaik dalam desain rumah subsidi berlandaskan kebudayaan nusantara melalui sayembara desain rumah Nusantara. Sayembara ini merupakan kategori baru dari BTN HousingPreneur, sebuah ajang kompetisi ide, keterampilan dan bisnis di bidang perumahan,” ujarnya.

Adapun terdapat tiga kategori yakni Best Eco House Design, Housing Related Innovation, dan Best Landed Residential. Para arsitek nasional diharapkan dapat menciptakan desain bangunan rumah tinggal yang estetik, aman, nyaman, berkelanjutan serta terjangkau.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper