Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA) akan mengoptimalkan potensi ekonomi dalam perdagangan karbon di Indonesia melalui Carbon Digital Conference.
Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA) kembali menggelar Carbon Digital Conference (CDC) pada 2024 sebagai katalisator untuk kemajuan lebih lanjut dalam pasar karbon global.
Ketua Umum IDCTA Riza Suarga mengatakan tujuan utama konferensi tersebut adalah untuk menciptakan sebuah platform yang mendorong kolaborasi, memamerkan teknologi disruptif, dan mempercepat kemajuan dalam mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC).
Adapun, lanjutnya, pada penyelenggaraan tahun sebelumnya kegiatan tersebut telah menarik minat 248 peserta dari sekitar 50 negara.
"Acara tahun ini dipastikan akan lebih menarik yang akan memetakan arah masa depan pasar karbon Indonesia," kata Riza dalam siaran pers, Kamis (5/12/2024).
Dia menambahkan CDC pada tahun lalu mendapatkan respons yang positif dari dalam dan juga luar negeri. IDCTA berharap tahun ini bisa menarik lebih banyak lagi peserta sehingga bisa memacu semangat berinvestasi dan juga akselerasi perdagangan karbon
Baca Juga
Konferensi ini, lanjutnya, akan kembali mempertemukan para pemain digital yang inovatif, pengembang proyek karbon, investor, dan pembeli kredit karbon dalam skala global.
Dia menambahkan CDC 2024 akan menggali lebih dalam mengenai perpaduan antara Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan pasar karbon.
"Menyadari pentingnya teknologi-teknologi ini, konferensi ini akan menekankan peran mereka dalam memastikan integritas proyek-proyek karbon sembari menjajaki jalan baru untuk pertumbuhan yang berkelanjutan," katanya.
Sementara itu, PwC Indonesia Partner dan Sustainability Leader, Yuliana Sudjonno melihat usaha dari Pemerintah Indonesia yang terus berkomitmen untuk meningkatkan pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) melalui penetapan harga karbon yang komprehensif dan infrastruktur yang kuat.
"Pelaku usaha harus mengintegrasikan perdagangan karbon ke dalam strategi Environmental, Social, and Governance [ESG] mereka, menggunakan kredit untuk pembiayaan hijau dan pelabelan untuk meningkatkan nilai produk," ujarnya.