Bisnis.com, DENPASAR — Produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), AQUA, melaporkan telah mengumpulkan kembali botol plastik pascakonsumsi atau bekas yang sudah dibuang oleh konsumen di seluruh Indonesia. Total plastik bekas yang terkumpul mencapai 31.500 ton setiap tahunnya.
VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, menjelaskan pengumpulan ini didukung oleh ekosistem pengumpulan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Fasilitas ini mencakup 100 bank sampah binaan, 11 collection center, tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), 32 Tempat Pengolahan Sampah berbasis Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), dan 10 mitra recycling business unit.
"Sebagai upaya mendukung pemerintah dalam mencari solusi penanganan sampah bersama, AQUA mendukung upaya ini dengan inisiatif yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi dari hulu ke hilir dengan pendekatan ekonomi sirkular, di mana pendekatan ini menjadi pendekatan strategis yang relevan dan berdampak nyata," kata Vera kepada media dikutip Minggu (23/8/2025).
Sejak 1983, AQUA juga menghadirkan galon guna ulang yang diklaim mampu mengurangi emisi karbon hingga 83% dan penggunaan plastik hingga 78%. Inovasi berlanjut dengan hadirnya AQUA Life, produk dengan kemasan yang 100% menggunakan material daur ulang dan 100% dapat didaur ulang.
AQUA juga menyebutkan terus berinovasi untuk menghadirkan solusi kemasan dengan meminimalisir penggunaan plastik. Saat ini, lebih dari 96% kemasan AQUA sudah dapat didaur ulang dan seluruh produk AQUA telah mengandung hingga 25% material daur ulang.
Di Bali, AQUA menggandeng juga Bali PET sebagai rantai daur ulang botol plastik. Pendiri Bali PET, Wirajaya Putra menjelaskan bahwa Bali PET mampu memilah dan mencacah 200 ton botol plastik setiap bulan, dengan melibatkan 60 tenaga kerja dan 60 pengepul botol plastik.
Baca Juga
Ekosistem yang dibangun Bali PET dimulai melalui keikutsertaan pengepul sebagai mitra yang menyuplai sampah ke tempat pemilahan Bali PET. Para pengepul ini membawahi banyak pemulung botol plastik di Bali, sesuai dengan wilayahnya. Jumlah pengepul yang terlibat mencapai ratusan orang dan tersebar di seluruh Bali.
Wirajaya Putra mengemukakan botol plastik tidak menjadi sampah yang mengganggu karena bisa diolah kembali. Pengelolaan sampah ini juga disebutnya memberi pekerjaan bagi banyak orang di Bali. Adapun harga jual sampah botol plastik juga terbilang tinggi, hingga Rp8.500 per kg.
"Karena harganya tinggi, bisa menghidupi banyak pengepul dan pemulung botol plastik di Bali. Semua jenis botol plastik bisa diolah, sehingga bisa dicek di TPA sangat sedikit botol plastik," kata Wirajaya.