Bisnis.com, JAKARTA — Emisi karbon dioksida di China mengalami penurunan selama paruh pertama tahun ini akibat dari lonjakan penggunaan energi terbarukan. Hal ini bahkan di tengah sektor kimia yang sedang berkembang menjadi sumber utama gas-gas penangkap panas baru.
Berdasarkan Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih, emisi karbon dioksida dari negara pencemar terbesar di dunia turun 1% secara tahunan dari Januari hingga Juni. Sektor listrik memimpin penurunan tersebut, dengan baja dan semen juga berkontribusi terhadap penurunan tersebut.
Analis Utama Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) Lauri Myllyvirta mengatakan penambahan turbin angin dan panel surya baru yang memecahkan rekor berarti pembangkitan dari kedua sumber tersebut saja telah melampaui pertumbuhan permintaan listrik, memungkinkan pembangkit listrik termal untuk membakar lebih sedikit batu bara dan mengurangi emisi untuk sektor tersebut sekitar 3%.
"5 bulan pertama tahun ini mencatat lonjakan kapasitas energi terbarukan, sebelum perubahan aturan pada 1 Juni yang diperkirakan akan menurunkan keuntungan di ladang angin dan surya. Meskipun instalasi melambat setelah aturan tersebut berlaku, namun peningkatan energi bersih yang dihasilkan seharusnya cukup untuk menurunkan emisi sektor kelistrikan hingga tahun depan," ujarnya dilansir Bloomberg, Kamis (21/8/2025).
Kemerosotan yang berkepanjangan di sektor properti turut mengurangi output dan emisi dari sektor semen dan baja. Penurunan emisi baja bisa saja lebih besar, tetapi pabrik cenderung menutup tungku busur listrik yang lebih mahal namun lebih efisien sebelum produksi berbasis batu bara yang lebih murah, kata Myllyvirta.
Penurunan keseluruhan sebagian diimbangi oleh lonjakan emisi dari sektor kimia, khususnya pabrik yang mengubah batu bara menjadi bahan bakar cair dan gas sintetis, serta bahan baku plastik. Penggunaan batu bara di sektor ini sebagai bahan bakar dan bahan baku naik 20% dalam enam bulan pertama tahun ini, di atas peningkatan 10% tahun lalu.
Baca Juga
Proses kimia berbasis batu bara lebih berpolusi daripada proses yang menggunakan bahan baku tradisional berbasis minyak bumi. Sektor ini menghasilkan 690 juta ton karbon dioksida (CO2) tahun lalu, dimana sekitar 410 juta hingga 440 juta ton lebih banyak daripada yang dilepaskan di pabrik kimia tradisional.
"Arus magnet tanah jarang China ke AS terus pulih pada bulan Juli dengan volume meningkat 76% dibandingkan bulan sebelumnya setelah Beijing setuju untuk menormalisasi ekspor sebagai bagian dari gencatan senjata perdagangannya dengan Washington," katanya.
India dan China telah sepakat untuk menjajaki penentuan batas wilayah mereka yang disengketakan, sebuah langkah kunci menuju penyelesaian sengketa wilayah yang telah berlangsung puluhan tahun seiring kedua negara tetangga tersebut berupaya menyesuaikan kembali hubungan di tengah ketegangan hubungan India dan AS.
China akan memamerkan senjata baru pada parade militer bulan depan, yang berpotensi memberi pesaing seperti AS kesempatan pertama untuk melihat perangkat keras yang siap dikerahkan negara Asia tersebut.