Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peritel Fesyen China Shein Didenda US$1,16 Juta karena Laporan Lingkungan Menyesatkan

Shein didenda US$1,16 juta oleh Italia karena klaim lingkungan menyesatkan. Denda ini terkait greenwashing dan emisi karbon tinggi dari pengiriman produk.
Penampakan logo peritel fesyen Shein di salah satu mal di Singapura./Reuters-Edgar Su
Penampakan logo peritel fesyen Shein di salah satu mal di Singapura./Reuters-Edgar Su
Ringkasan Berita
  • Shein didenda US$1,16 juta oleh otoritas Italia karena memberikan informasi menyesatkan terkait dampak lingkungan produknya.
  • Emisi karbon dari aktivitas pengiriman Shein meningkat, dengan pengiriman udara sebagai opsi logistik utama yang menghasilkan emisi lebih tinggi.
  • Shein berencana mengurangi emisi dengan mendekatkan titik distribusi ke konsumen dan berencana go public di bursa saham Hong Kong.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas persaingan bisnis Italia (AGCM) menjatuhkan denda senilai 1 juta euro atau sekitar US$1,16 juta ke perusahaan ritel fesyen online asal China, Shein, karena menyampaikan informasi menyesatkan ke konsumen terkait dampak lingkungan produknya.

Denda ini menyasar perusahaan yang berbasis di Dublin, Irlandia, Infinite Styles Services CO. Limited, selaku pengelola situs Shein di Eropa. Aksi ini menjadi akhir dari penyelidikan greenwashing yang dilancarkan otoritas Italia sejak September 2024.

“Klaim keberlanjutan dan tanggung jawab sosial yang dipromosikan Shein di situsnya terkadang tidak jelas, umum atau terlalu berempatik, bahkan pada kasus lain tak disertakan dan menyesatkan,” tulis AGCM dalam laporannya, dikutip dari Reuters, Senin (4/8/2025).

AGCM mengemukakan penilaian terhadap Shein didorong oleh prinsip kehati-hatian yang harus diterapkan perusahaan tersebut, mengingat operasi bisnisnya di sektor fast fashion yang cenderung menghasilkan emisi karbon tinggi.

Sampai saat ini Shein belum menjawab pertanyaan yang diajukan Reuters. Adapun saat penyelidikan ini pertama kali dibuka, Shein menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama secara terbuka dengan otoritas Italia, termasuk dengan menyediakan dukungan dan informasi yang dibutuhkan.

Sebagai catatan, emisi karbon dari aktivitas pengiriman dan transportasi produk milik Shein naik hingga 13,7% pada 2024. Persentase kenaikan ini lebih rendah daripada tahun sebelumnya yang mencapai 18%.

Mengacu laporan keberlanjutan yang dirilis perusahaan, pengiriman jalur udara merupakan opsi logistik utama yang dipakai Shein untuk mendistribusikan pasokan baju murah dari China ke 150 pasarnya di seluruh dunia. Cara ini menghasilkan emisi karbon yang lebih tinggi daripada model rantai pasok tradisional melalui pengapalan kontainer.

Emisi dari aktivitas pengiriman produk dari dan ke fasilitas Shein serta ke konsumen mencapai 8,52 juta ton setara karbon dioksida pada 2024, naik daripada posisi 2023 sebesar 7,49 juta ton.

Emisi karbon Shein tercatat tiga kali lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh perusahaan pemilik merek Zara, Inditex. Pada 2024, Inditex melaporkan bahwa total emisi dari aktivitas transportasi mencapai 2,61 juta ton setara karbon, naik 10% dibandingkan dengan 2023.

Shein menyatakan bahwa mereka berencana memproduksi, mengemas dan mengirimkan produk melalui titik distribusi yang lebih dekat ke konsumen untuk mengurangi emisi, sekaligus untuk memangkas waktu pengiriman dan biaya pengapalan. Laporan perusahaan mengungkap bahwa volume pengapalan produk meningkat pada 2024.

“Kami punya lokasi yang lebih melokal seperti Brasil dan Turki, sehingga rencana tersebut tengah berproses. Namun kami masih jauh dari target, banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi,” kata pemimpin eksekutif Shein Donald Tang dalam konferensi Viva Technology di Prancis pada Jumat (13/6/2025).

Seiring dengan rilisnya laporan ini, Senat Prancis baru-baru ini telah memberi lampu hijau untuk revisi undang-undang tentang ritel fesyen (fast fashion). Jika resmi diimplementasikan, regulasi baru tersebut akan melarang segala bentuk iklan dari Shein dan rivalnya, Temu, karena pertimbangan jejak karbon.

Shein sendiri berargumen bahwa model bisnis yang mereka terapkan memungkinkan volume produksi yang sesuai dengan permintaan. Pendekatan ini memungkinkan Shein menghindari masalah inventori produk dan meminimalisir limbah pakaian sebagaimana dialami peritel tekstil umumnya.

Shein merupakan perusahaan yang didirikan di China dan berkantor pusat di Singapura. Perusahaan ini memperoleh sebagian besar produknya dari 7.000 pemasok di China, serta jaringan yang mulai berkembang di Brasil dan Turki.

Shein dikabarkan berencana go public dan akan melakukan penawaran perdana saham di bursa saham Hong Kong, setelah gagal memperoleh izin otoritas China untuk melantai di bursa saham London.

Selain rencana IPO, Shein juga membidik penurunan emisi tidak langsung cakupan 3 sebesar 25% pada 2030, dibandingkan dengan level 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro