Bisnis.com, JAKARTA — Emisi karbon dari aktivitas pengiriman dan transportasi produk milik perusahaan ritel fesyen Shein naik hingga 13,7% pada 2024. Persentase kenaikan ini lebih rendah daripada tahun sebelumnya yang mencapai 18%.
Mengacu laporan keberlanjutan yang dirilis perusahaan, pengiriman jalur udara merupakan opsi logistik utama yang dipakai Shein untuk mendistribusikan pasokan baju murah dari China ke 150 pasarnya di seluruh dunia. Cara ini menghasilkan emisi karbon yang lebih tinggi daripada model rantai pasok tradisional melalui pengapalan kontainer.
Emisi dari aktivitas pengiriman produk dari dan ke fasilitas Shein serta ke konsumen mencapai 8,52 juta ton setara karbon dioksida pada 2024, naik daripada posisi 2023 sebesar 7,49 juta ton.
Emisi karbon Shein tercatat tiga kali lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh perusahaan pemilik merek Zara, Inditex. Pada 2024, Inditex melaporkan bahwa total emisi dari aktivitas transportasi mencapai 2,61 juta ton setara karbon, naik 10% dibandingkan dengan 2023.
Shein menyatakan bahwa mereka berencana memproduksi, mengemas dan mengirimkan produk melalui titik distribusi yang lebih dekat ke konsumen untuk mengurangi emisi, sekaligus untuk memangkas waktu pengiriman dan biaya pengapalan. Laporan perusahaan mengungkap bahwa volume pengapalan produk meningkat pada 2024.
“Kami punya lokasi yang lebih melokal seperti Brasil dan Turki, sehingga rencana tersebut tengah berproses. Namun kamu masih jauh dari target, banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi,” kata pemimpin eksekutif Shein Donald Tang dalam konferensi Viva Technology di Prancis pada Jumat (13/6/2025), dikutip dari Reuters.
Baca Juga
Seiring dengan rilisnya laporan ini, Senat Prancis baru-baru ini telah memberi lampu hijau untuk revisi undang-undang tentang ritel fesyen (fast fashion). Jika resmi diimplementasikan, regulasi baru tersebut akan melarang segala bentuk iklan dari Shein dan rivalnya, Temu, karena pertimbangan jejak karbon.
Shein sendiri berargumen bahwa model bisnis yang mereka terapkan memungkinkan volume produksi yang sesuai dengan permintaan. Pendekatan ini memungkinkan Shein menghindari masalah inventori produk dan meminimalisir limbah pakaian sebagaimana dialami peritel tekstil umumnya.
Shein merupakan perusahaan yang didirikan di China dan berkantor pusat di Singapura. Perusahaan ini memperoleh sebagian besar produknya dari 7.000 pemasok di China, serta jaringan yang mulai berkembang di Brasil dan Turki.
Shein dikabarkan berencana go public dan akan melakukan penawaran perdana saham di bursa saham Hong Kong, setelah gagal memperoleh izin otoritas China untuk melantai di bursa saham London.
Selain rencana IPO, Shein juga membidik penurunan emisi tidak langsung cakupan 3 sebesar 25% pada 2030, dibandingkan dengan level 2023.