Bisnis.com, JAKARTA — Turki tengah meningkatkan kampanye untuk menjadi tuan rumah pertemuan tahunan iklim ke-31 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau COP31 pada tahun depan. Turki bakal bersaing dengan Australia yang juga mengajukan proposal untuk menggelar acara tersebut.
Pemerintah Turki menyatakan bahwa negara tersebut menargetkan penyelenggaraan COP31 pada November 2026 di kota Antalya. Dalam pernyataan resmi, pemerintah Turki menyatakan komitmen untuk menjadi jembatan antarblok negosiasi, sehingga memastikan bahwa ambisi dan keadilan menjadi inti dari diskusi iklim.
“Pertemuan tahun depan akan menjadi kesempatan penting untuk memulihkan kepercayaan pada multilateralisme,” lanjut pernyataan itu, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (28/6/2025).
Turki sendiri menargetkan mencapai netral karbon pada 2053. Negara tersebut juga sedang menyusun target iklim nasional baru dalam Second Nationally Determined Contribution (NDC).
Penunjukkan suatu negara sebagai tuan rumah KTT iklim dipandang sebagai pengakuan atas kapasitas diplomatik, serta peluang untuk mendorong sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi.
Australia, yang mengajukan Adelaide sebagai lokasi COP31, memperkirakan bahwa penyelenggaraan acara tersebut pada 2026 dapat memberikan manfaat ekonomi sekitar 512 juta dolar Australia atau sekitar US$333 juta.
Baca Juga
“Turki adalah salah satu aktor kunci di kawasan ini,” kata Fatma Varank, kepala negosiator iklim Turki, dalam peluncuran resmi kampanye di Bonn.
Sembari menyoroti transformasi sektor energi dan transportasi negaranya, Varank mengatakan bahwa Turki bukan hanya negara yang memikul tanggung jawab atas perubahan iklim, tetapi juga berperan dalam mengembangkan dan menerapkan kebijakan untuk menghadapi tantangan tersebut.
Turki dan Australia sama-sama tergabung dalam kelompok kawasan ‘Negara-Negara Eropa Barat dan Lainnya’ di bawah Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC). Negara-negara dalam kawasan ini dan empat blok regional lainnya secara bergiliran menjadi tuan rumah COP.
Jika tidak ada kesepakatan mengenai lokasi COP31 dalam kelompok tersebut, keputusan bisa dibawa ke pemungutan suara dalam COP30 tahun ini yang akan berlangsung di Belem, Brasil, pada November.
Sementara itu, Australia mengajukan tawaran bersama untuk menjadi tuan rumah COP31 bersama negara-negara Pasifik, meskipun pemerintahan Perdana Menteri Anthony Albanese baru-baru ini mendapat kritik atas komitmen iklimnya.
Bulan lalu, pemerintah Albanese memberikan persetujuan awal untuk memperpanjang usia fasilitas gas alam cair (LNG) terbesar dan tertua di Australia hingga 2070.
“Australia tetap berkomitmen pada tawaran bersama untuk menjadi tuan rumah COP31 bersama mitra Pasifik pada 2026,” demikian pernyataan pemerintah Australia belum lama ini, sambil menekankan peran penting masyarakat adat. “Kami berharap dapat menyelesaikan proses penawaran ini secepat mungkin.”