Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menyatakan kesiapan mendukung pembiayaan proyek-proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Hal ini seiring rampungnya Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang disusun oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Adapun RUPTL terbaru ini selaras dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang mengatur arah pengembangan ketenagalistrikan hingga 2060.
Chief Investment Officer IIF M Ramadhan Harahap (Idhan) mengatakan RUPTL terbaru menjadi sinyal positif bagi pengembangan EBT di Tanah Air.
Menurutnya, dengan porsi yang diperkirakan semakin besar untuk proyek-proyek EBT, langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam transisi energi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
“Kepastian rampungnya RUPTL 2025–2034 menjadi angin segar bagi pengembangan EBT di Indonesia. Dokumen ini diperkirakan memberikan porsi signifikan bagi proyek-proyek EBT, sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam menekan emisi karbon dan mengoptimalkan sumber daya alam,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (5/5/2025).
Menurutnya, IIF memiliki peran strategis dalam ekosistem pembiayaan infrastruktur EBT. Sebagai lembaga pembiayaan yang fokus pada sektor infrastruktur, IIF dapat berperan sebagai katalis dalam merealisasikan proyek-proyek EBT. Pasalnya, proyek EBT pada umumnya memerlukan investasi modal yang besar dan pengembalian dalam jangka panjang.
Baca Juga
“Kami siap menjadi katalis utama dalam pembiayaan infrastruktur EBT.Proyek-proyek EBT umumnya membutuhkan investasi besar dan pengembalian jangka panjang. IIF dapat menyediakan skema pembiayaan yang sesuai, termasuk pinjaman dengan tenor panjang dan struktur yang fleksibel,” katanya.
Selain pembiayaan, IIF menyediakan layanan advisory bagi pengembang, mulai dari tahap perencanaan hingga operasional. Langkah ini bertujuan meningkatkan kelayakan dan keberhasilan proyek-proyek EBT di masa transisi menuju energi bersih yang berkelanjutan.
Sebelumnya, Kementerian ESDM menyampaikan bahwa RUPTL 2025–2034 telah rampung disusun dan sudah final. Dokumen itu salah satunya memuat bahwa mayoritas proyek baru ketenagalistrikan hingga 2034 akan berasal dari EBT.