Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Kabur dari Saham ESG

Selain hengkang, para investor global juga cenderung menyamarkan investasi ESG ke dalam perusahaan-perusahaan energi fosil.
Ekonomi hijau dan transisi energi/ilustrasi
Ekonomi hijau dan transisi energi/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA- Investor global ramai-ramai hengkang dari saham perusahaan yang berfokus pada ESG (Enviromental, Social, and Governance). ESG sendiri merupakan konsep bisnis berkelanjutan yang selaras dengan tuntutan ramah lingkungan, serta pemberdayaan sosial.

Dikutip dari Bloomberg, pada Rabu (9/4/2025), terdapat dana jumbo yang keluar dari investasi ESG. Pada bulan lalu, investor menarik dana sekitar US$9 miliar dari perusahaan yang berfokus pada ESG, sebagaimana riset Barclays Plc.

“Penarikan dana terkonsentrasi di AS dan global, dengan penjualan "semakin intensif" sejak Februari,” tulis para analis dalam sebuah laporan yang diterbitkan Selasa lalu.

Sementara S&P 500 turun hampir 6% pada bulan Maret. Invesco MSCI North America Climate (KLMN) dan iShares MSCI USA ESG Select Index (SUSA) adalah dana yang diperdagangkan di bursa dengan arus keluar terbesar selama bulan lalu, seperti data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Investor menarik hampir US$680 juta minggu lalu dari ETF yang berfokus pada ESG, dengan Xtrackers MSCI World ESG (XZW0 GY) mencatat arus keluar terbesar.

“Namun di lain sisi, arus  dana ESG yang berbasis di Asia masih cukup kuat, baik ke dalam penawaran ekuitas maupun pendapatan tetap mereka,” kata Barclays.

Sebelumnya, studi dari Urgewald dan Facing Finance mengungkap bahwa hampir 5.000 dana kelolaan yang memasarkan diri sebagai investasi environmental, social, and governance (ESG) ternyata memiliki saham di perusahaan industri berbahan bakar fosil.

Studi tersebut menganalisis lebih dari 14.000 dana investasi di Eropa yang mengklaim berfokus pada tujuan ESG. Hasilnya, lebih dari sepertiga dana tersebut telah menginvestasikan lebih dari 123 miliar euro atau sekitar US$134 miliar di perusahaan yang "secara aktif mendukung" proyek-proyek perluasan produksi minyak, gas, dan batu bara.

Analisis ini kembali menyoroti keraguan terhadap label ESG. Investasi berlabel keberlanjutan itu ternyata diberikan pada dana yang diinvestasikan pada berbagai sektor kontroversial, mulai dari obligasi pemerintah Rusia hingga energi fosil, bahkan senjata perang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper