Bisnis.com, JAKARTA — Survei yang dilakukan Bloomberg Intelligence menunjukkan optimisme investor terhadap prospek pertumbuhan dana kelolaan berbasis environmental, social and governance (ESG). Dari total 252 responden, sebanyak 85% meyakini aset kelolaan (asset under management/AUM) ESG akan meningkat dalam dua tahun ke depan.
“Investor juga memberi indikasi berlanjutnya minat terhadap isu krisis iklim dan transisi energi sebagai bagian dari kontributor daya saing dan pendapatan,” tulis tim Bloomberg Intelligence dalam riset yang dikutip Selasa (19/8/2025).
Meskipun prinsip ESG kerap menghadapi penolakan, mayoritas responden tetap memperkirakan pertumbuhan dalam dua tahun mendatang serta menilai pendekatan ini memberikan manfaat jangka panjang.
Hampir 85% responden menyatakan AUM ESG akan bertambah, sementara dua pertiga memiliki pandangan serupa untuk AUM iklim. Sekitar separuh peserta memperkirakan lebih dari 15% portofolio investasinya akan dialokasikan ke instrumen ESG, dan 44% menyebut hal yang sama untuk produk iklim.
Terkait manfaat jangka panjang penerapan ESG, investor dalam survei menyoroti sejumlah faktor, mulai dari pemahaman lebih baik mengenai industri dan perusahaan, pengambilan keputusan investasi yang lebih terinformasi, hingga potensi imbal hasil yang disesuaikan risiko.
Hampir 90% responden survei ESG ini mengaku menilai jejak karbon portofolio mereka. Namun, pandangan mengenai kesenjangan data dan nilai strategi transisi energi cenderung bervariasi.
Baca Juga
Sekitar dua pertiga responden menilai masih terdapat kekurangan data terkait analisis skenario iklim, emisi Scope 3, serta risiko fisik. Dalam pertanyaan terpisah, mayoritas menyebut menggunakan data dan skor ESG sebagai salah satu acuan untuk menilai strategi iklim perusahaan, di samping sumber lain.
Ketika diminta menilai nilai strategis transisi energi perusahaan, 71% responden menilai hal itu dapat meningkatkan daya saing dan pangsa pasar, sementara 59% melihat adanya potensi peningkatan pendapatan.