Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Optimistis Aset Kelolaan ESG Tumbuh dalam 2 Tahun ke Depan

Investor optimis AUM ESG tumbuh dalam 2 tahun, meski ada tantangan data. Sebanyak 85% responden yakin dana ESG meningkat.
Ilustrasi investasi ESG
Ilustrasi investasi ESG
Ringkasan Berita
  • Survei Bloomberg Intelligence menunjukkan 85% investor optimistis aset kelolaan berbasis environmental, social and governance (ESG) akan meningkat dalam dua tahun ke depan.
  • Investor menyoroti manfaat jangka panjang ESG, termasuk pemahaman industri yang lebih baik, keputusan investasi yang lebih terinformasi, dan potensi imbal hasil yang disesuaikan risiko.
  • Mayoritas responden menilai transisi energi dapat meningkatkan daya saing dan pangsa pasar, meskipun ada kekurangan data terkait analisis skenario iklim dan emisi Scope 3.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Survei yang dilakukan Bloomberg Intelligence menunjukkan optimisme investor terhadap prospek pertumbuhan dana kelolaan berbasis environmental, social and governance (ESG). Dari total 252 responden, sebanyak 85% meyakini aset kelolaan (asset under management/AUM) ESG akan meningkat dalam dua tahun ke depan.

“Investor juga memberi indikasi berlanjutnya minat terhadap isu krisis iklim dan transisi energi sebagai bagian dari kontributor daya saing dan pendapatan,” tulis tim Bloomberg Intelligence dalam riset yang dikutip Selasa (19/8/2025).

Meskipun prinsip ESG kerap menghadapi penolakan, mayoritas responden tetap memperkirakan pertumbuhan dalam dua tahun mendatang serta menilai pendekatan ini memberikan manfaat jangka panjang.

Hampir 85% responden menyatakan AUM ESG akan bertambah, sementara dua pertiga memiliki pandangan serupa untuk AUM iklim. Sekitar separuh peserta memperkirakan lebih dari 15% portofolio investasinya akan dialokasikan ke instrumen ESG, dan 44% menyebut hal yang sama untuk produk iklim.

Terkait manfaat jangka panjang penerapan ESG, investor dalam survei menyoroti sejumlah faktor, mulai dari pemahaman lebih baik mengenai industri dan perusahaan, pengambilan keputusan investasi yang lebih terinformasi, hingga potensi imbal hasil yang disesuaikan risiko.

Hampir 90% responden survei ESG ini mengaku menilai jejak karbon portofolio mereka. Namun, pandangan mengenai kesenjangan data dan nilai strategi transisi energi cenderung bervariasi.

Sekitar dua pertiga responden menilai masih terdapat kekurangan data terkait analisis skenario iklim, emisi Scope 3, serta risiko fisik. Dalam pertanyaan terpisah, mayoritas menyebut menggunakan data dan skor ESG sebagai salah satu acuan untuk menilai strategi iklim perusahaan, di samping sumber lain.

Ketika diminta menilai nilai strategis transisi energi perusahaan, 71% responden menilai hal itu dapat meningkatkan daya saing dan pangsa pasar, sementara 59% melihat adanya potensi peningkatan pendapatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro