Bisnis.com, JAKARTA — Transisi energi ke sumber yang lebih bersih dan ramah lingkungan tidak saja berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon tetapi juga membawa berkah bagi masyarakat.
Para petani jamur di Cilamaya, Jawa Barat salah satunya. Berkat dukungan program Community Involvement Development (CID) Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) melalui konsep Desa Energi Berdikari, mereka kini bisa menikmati efisiensi biaya produksi dan peningkatan produktivitas.
Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi mengatakan program yang menghadirkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 2 kWp dengan baterai penyimpanan 5 kWh, kini dapat dimanfaatkan oleh para petani jamur di Cilamaya untuk mendukung proses produksi jamur, termasuk sterilisasi bibit dan pengelolaan kelembaban rumah jamur.
“Program Desa Energi Berdikari adalah bentuk komitmen kami dalam mendukung transisi energi bersih dan ketahanan ekonomi masyarakat. Dengan pemanfaatan PLTS ini, petani jamur di Cilamaya bisa menghemat biaya operasional, sekaligus meningkatkan hasil panen mereka,” ujarnya, Senin (24/3/2025).
Sebagai gambaran, Cilamaya sendiri menjadi kawasan strategis dalam pengembangan energi, mengingat di wilayah ini juga beroperasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) terbesar di Asia Tenggara berkapasitas 1.760 MW, yang dikelola oleh PT Jawa Satu Power, perusahaan afiliasi Pertamina NRE.
Di sisi lain, keberadaan PLTS skala kecil menjadi langkah nyata dalam upaya diversifikasi energi dan penerapan prinsip keberlanjutan di Cilamaya. Terlebih, dengan meningkatnya permintaan jamur di bulan Ramadan, para petani di Cilamaya kini mampu meningkatkan produksi dengan biaya yang lebih efisien.
Baca Juga
“Sebelumnya, mereka bergantung pada listrik konvensional yang memakan biaya cukup besar, terutama untuk sterilisasi bibit dan pengoperasian pompa air yang memerlukan daya tinggi,” katanya.
Dengan adanya PLTS, Dicky menjelaskan bahwa biaya listrik bisa ditekan secara signifikan sehingga memungkinkan para petani untuk mengalokasikan dana ke sektor lain seperti pengembangan varietas jamur dan peningkatan kapasitas produksi. Selain itu, penggunaan energi terbarukan juga membawa dampak positif terhadap lingkungan.
Emisi karbon yang dihasilkan dari proses produksi berkurang, sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) yang dicanangkan oleh pemerintah dan didukung oleh Pertamina NRE. Tidak hanya menghemat biaya listrik hingga 90%, keberadaan PLTS juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. Dengan produksi jamur yang meningkat, peluang usaha lain seperti pengolahan jamur menjadi produk makanan olahan pun berkembang.
Sejumlah kelompok tani kini mulai merintis usaha pembuatan keripik jamur dan abon jamur yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Melalui program ini, Pertamina NRE tak hanya mendorong transisi energi hijau, tetapi juga menguatkan ekonomi lokal berbasis energi mandiri.
“Model Desa Energi Berdikari ini diharapkan bisa direplikasi di daerah lain, sehingga semakin banyak komunitas yang merasakan manfaat energi terbarukan dalam mendukung sektor pertanian dan usaha kecil,” kata Dicky.
Dengan sinergi antara teknologi energi bersih dan pemberdayaan ekonomi, Cilamaya kini menjadi contoh nyata bagaimana energi terbarukan bisa menjadi kunci dalam membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan dan mandiri.