Bisnis.com, JAKARTA – Isu realisasi pendanaan iklim senilai US$1,3 triliun diproyeksi bakal menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) Perubahan Iklim ke-30 (COP30) di Belem, Brasil mendatang.
André Aranha Corrêa do Lago, Presiden COP30, meminta hal tersebut dalam surat terbuka pertamanya. Surat ini memperkuat dorongan Presidensi Brasil dalam COP30 terkait pentingnya aksi bersama untuk mengatasi darurat krisis iklim, dan merinci sejumlah isu penting untuk dibahas dalam COP30.
“Peta jalan Baku-Belem US$1,3 triliun harus menjadi pendorong pembiayaan rendah karbon dan sebagai jalur ketahanan iklim bagi negara-negara berkembang. Mengutip kembali peringatan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), pembiayaan, teknologi, dan kerja sama internasional merupakan faktor penting untuk mempercepat aksi iklim,” ujar Lago dalam keterangan tertulis, Kamis (13/3/2025).
Marina Silva, Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim Brasil, menuturkan, surat Presiden COP30 tersebut merupakan panggilan kepada pemerintah-pemerintah, masyarakat sipil, ilmuwan, pelaku bisnis, masyarakat adat dan komunitas lokal untuk mengatasi perbedaan dan bersatu dalam era baru aksi iklim yang fokus merealisasikan komitmen Perjanjian Paris.
Salah satunya yakni keputusan untuk menyusun Global Ethical Stocktake (GES), inisiatif global untuk memperkuat pembatasan kenaikan suhu maksimal 1,5°C, pada COP30.
“Dengan ini, Presidensi COP30 Brasil mendorong pergerakan global kerja sama antarnegara untuk menghadapi perubahan iklim, yang bersandar pada penguatan multilateralisme, satu-satu jalur untuk merealisasikan misi ini,” tutur Silva.
Baca Juga
Adapun lima poin surat terbuka dari Presiden COP30 yakni, Pertama, desakan kepada pemerintah-pemerintah, bank pembangunan multilateral, dan sektor swasta untuk mempercepat aliran dana dan menetapkan langkah yang sejalan dengan Perjanjian Paris dan merealisasikan pembiayaan iklim US$1,3 triliun.
Kedua, komitmen untuk mendorong kemajuan Global Stocktake dan target COP28 untuk meningkatkan energi terbarukan tiga kali lipat, efisiensi energi dua kali lipat, dan beralih dari bahan bakar fosil.
Ketiga, memprioritaskan perlindungan dan pemulihan hutan. Keempat, mendorong kerja sama antar negara-negara berkembang untuk menentukan arah dan kemajuan dari COP.
Kelima, mendorong agar COP30 lebih dari sekadar negosiasi dan menuntut pemimpin-pemimpin global merealisasikan janji dan komitmen mereka.