Bisnis.com, JAKARTA — Federal Reserve atau The Fed telah mengakhiri program yang mewajibkan bank-bank terbesar di Amerika Serikat (AS) untuk menyerahkan data guna uji stres iklim.
Berdasarkan sebuah sumber yang dikutip Bloomberg, bank-bank besar seperti JPMorgan Chase & Co., Citigroup Inc., Goldman Sachs Group Inc., dan tiga bank besar lainnya tidak akan lagi diminta untuk memberikan informasi dalam Climate Scenario Analysis Exercise yang dijalankan oleh The Fed.
The Fed pertama kali menjalankan analisis skenario ini sebagai program percontohan pada 2023 dan menerbitkan hasilnya tahun lalu.
Pengujian ini tidak berdampak pada modal perbankan atau pengawasan regulasi, tetapi dimaksudkan untuk membantu bank-bank terbesar AS—termasuk Bank of America Corp., Wells Fargo & Co., dan Morgan Stanley—serta regulator mereka dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko keuangan terkait perubahan iklim.
Sementara itu, juru bicara The Fed menolak untuk memberikan komentar ketika dimintai konfirmasi oleh Bloomberg.
Keputusan terbaru The Fed menambah pukulan terhadap kebijakan keuangan hijau di AS, seiring dengan pemerintahan Presiden Donald Trump yang mulai menghapus kebijakan iklim pendahulunya.
Baca Juga
Penghentian uji stres iklim bank-bank AS ini dilakukan menyusul keputusan The Fed untuk keluar dari Network of Central Banks and Supervisors for Greening the Financial System (NGFS), yang diumumkan hanya beberapa hari sebelum pelantikan Trump.
Selain itu, keenam bank terbesar AS juga menarik diri dari Net-Zero Banking Alliance (NZAB), sebuah kelompok industri keuangan untuk pendanaan iklim.
Bahkan sebelum Trump kembali ke Gedung Putih, Ketua The Fed Jerome Powell telah menegaskan bahwa perubahan iklim bukanlah kebijakan prioritas bagi bank sentral AS.
Sikap ini makin jelas ketika The Fed berupaya menghalangi Basel Committee on Banking Supervision. Komite tersebut bertujuan mendorong bank-bank global mengungkapkan risiko iklim mereka.
Enam bank terbesar Amerika Serikat telah berpartisipasi dalam program percontohan selama berbulan-bulan pada 2023. Program ini bertujuan mengukur dampak perubahan iklim terhadap portofolio mereka.
Namun, pada Mei 2024, The Fed melaporkan bahwa bank-bank ini mengeluhkan hambatan kesenjangan data yang signifikan dan memperingatkan potensi ketidakpastian besar mengenai informasi yang dikumpulkan.
Sementara itu, bank sentral di Eropa telah mengambil langkah berbeda. European Central Bank (ECB) telah menjalankan uji stres iklim sejak 2022. Pengujian ini mengungkap potensi kerugian miliaran euro bagi bank yang gagal mempersiapkan diri menghadapi dampak perubahan iklim. ECB bahkan menyatakan siap memberikan sanksi keuangan bagi bank yang tidak mengelola risiko ini dengan memadai.
Di Inggris, Bank of England (BOE) telah memulai kajian tentang ketahanan sektor keuangan terhadap dampak perubahan iklim sejak 2021. Rencana ini awalnya dijadwalkan dimulai pada 2020, tetapi terpaksa ditunda akibat pandemi.