Bisnis.com, JAKARTA — Krisis iklim menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini.
Fenomena ini disebabkan oleh peningkatan gas rumah kaca di atmosfer akibat aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan hutan, dan aktivitas industri lainnya.
Urgensi penyelesaian persoalan krisis iklim tidak hanya untuk perlindungan lingkungan, namun juga untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia.
Mengutip dari laman resmi Kementerian Ketenagakerjaan, pesatnya pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia dalam dua dekade terakhir berimplikasi negatif terhadap lingkungan. Bahkan, Indonesia menjadi kontributor emisi gas rumah kaca terbesar ke-10 di dunia pada 2021. Jika tren tersebut berlanjut, peningkatan emisi akan meningkat dua kali lipat pada 2030.
Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi transisi menuju ekonomi hijau sebagai strategi utama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mencapai Visi Indonesia 2045.
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang sangat besar, namun juga rentan terhadap dampak krisis iklim.
Baca Juga
Oleh karena itu, Indonesia harus mengambil tindakan nyata untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak krisis iklim dengan membangun masyarakat yang lebih berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan.
Hal ini memerlukan upaya bersama dari pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan lembaga internasional untuk mengatasi tantangan global ini dengan solusi yang berkelanjutan dan inklusif.
Konsep green jobs atau pekerjaan ramah lingkungan muncul sebagai upaya untuk mengatasi tantangan krisis iklim sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Green jobs ini muncul sebagai respons terhadap dua tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat global saat ini krisis iklim dan ketidakstabilan ekonomi. Pekerjaan ramah lingkungan mengacu pada jenis pekerjaan yang secara langsung atau tidak langsung berkontribusi terhadap perlindungan atau pemulihan lingkungan serta mendorong penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Dalam peta jalan Bappenas, green jobs merupakan pekerjaan yang berkontribusi untuk melestarikan atau memulihkan lingkungan yang membutuhkan keterampilan tertentu untuk penerapan proses ramah lingkungan dengan output produk ramah lingkungan.
Adapun kriteria green jobs yakni meningkatkan efisiensi energi dan bahan baku, mengatasi emisi gas rumah kaca, meminimalkan limbah dan polusi, melindungi serta memulihkan ekosistem, dan mendukung adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Dalam konteks perubahan iklim, pekerjaan ramah lingkungan merupakan solusi alternatif dalam upaya mitigasi dan adaptasi.
Pekerjaan yang berkaitan dengan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan tenaga air adalah contoh pekerjaan ramah lingkungan yang sangat baik. Selain itu, pekerjaan ramah lingkungan juga mencakup pekerjaan di bidang pengelolaan limbah, pertanian organik, transportasi berkelanjutan, dan pembangunan ramah lingkungan.
Konsep green jobs mewakili paradigma pembangunan ekonomi baru yang memadukan kepentingan ekologi dan ekonomi. Dengan memanfaatkan potensi sektor ramah lingkungan, pekerjaan ramah lingkungan memberikan solusi komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan krisis iklim sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.
Hal ini menunjukkan bahwa upaya mencapai kelestarian lingkungan dan ekonomi tidak harus bertentangan, namun bisa saling menguntungkan dan saling mendukung dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.
Indonesia mengembangkan peta okupasi dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dengan tujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang terampil untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan ramah lingkungan atau pekerjaan hijau. Dalam peta tersebut telah dipetakan jenis-jenis profesi yang ada di bidang ekonomi hijau pada sektor pertanian, manufaktur, konstruksi, jasa, dan energi terbarukan.
Salah satu potensi utama pengembangan Green Jobs di Indonesia terletak pada keanekaragaman energi baru terbarukan (EBT). Terlebih, Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat besar seperti tenaga surya, angin, tenaga air, dan biomassa. Dengan investasi yang tepat, sektor energi terbarukan memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan di berbagai bidang mulai dari pembangunan dan pemasangan infrastruktur hingga pengelolaan dan pemeliharaan sistem energi.
Selain itu, sektor pertanian, kehutanan, dan pariwisata juga menawarkan potensi besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan ramah lingkungan di Indonesia. Pertanian organik, pengelolaan hutan lestari, dan pariwisata berkelanjutan dapat menciptakan lapangan kerja baru sekaligus melindungi lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Namun, menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan di Indonesia memerlukan penyelesaian beberapa tantangan yakni kurangnya kesadaran dan pemahaman akan pentingnya pekerjaan ramah lingkungan di kalangan masyarakat dan pemangku kepentingan. Edukasi dan kesadaran terhadap konsep green jobs serta manfaat lingkungan dan ekonominya perlu ditingkatkan untuk meningkatkan partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak.
Kementerian Ketenagaakerjaan tak menampik saat ini mengalami kekurangan pekerja terampil yang berkualitas untuk memanfaatkan potensi lapangan kerja dari pertumbuhan ekonomi hijau. Kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi (TVET) yang tidak memadai dan kurangnya keselarasan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja merupakan hambatan mendasar bagi pertumbuhan dunia usaha.