Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program Sosial Jangan Lagi Bersifat Top Down Project

Program sosial harus beralih dari pendekatan top-down ke kolaboratif, memberdayakan masyarakat dengan pilihan, sesuai prinsip ESG.
Ilustrasi investasi ESG
Ilustrasi investasi ESG

Bisnis.com, JAKARTA – Program sosial yang diinisiasi pemerintah maupun perusahaan diharapkan memberikan ruang berpikir dan kreasi agar masyarakat lebih mendapat manfaat.

Tokoh energi terbarukan dan pemberdayaan masyarakat, Tri Mumpuni, menyoroti bahwa program pemberdayaan yang digagas pemerintah kerap bersifat top-down project. Pendekatan ini dinilai kurang efektif dalam memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan. 

Menurut salah satu juri 16th SATU Indonesia Awards 2025 ini, pembangunan seharusnya memfasilitasi masyarakat untuk berdaya. 

"Sebaiknya Anda menjalankan yang disebut dengan pembangunan itu adalah memberikan pilihan-pilihan kepada masyarakat untuk mampu membangun dirinya sendiri," katanya dalam forum Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2025 di Jakarta, Selasa (29/7/2025).

Menurutnya, hal ini berbanding terbalik dengan sistem top-down project yang berlaku saat ini. Kritik Tri Mumpuni ini bukan hanya ditujukan kepada korporasi, melainkan juga kepada pemerintah.

Ia berharap agar pemerintah dapat mengubah pendekatannya dalam program pemberdayaan, dari top-down menjadi lebih kolaboratif dan memberdayakan. 

Tri Mumpuni juga mengaitkan pandangannya dengan prinsip ESG (Environment, Social, and Governance). 

Dia mengatakan sebuah bisnis yang baik harus mampu membuat orang lain kaya, seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Yunus. "Anda sah hukumnya untuk menjadi kaya tapi dengan cara membuat orang lain kaya," tegasnya.

Aspek lingkungan dalam ESG juga menjadi perhatiannya. Tri Mumpuni menyatakan bahwa melindungi lingkungan adalah esensial karena lingkungan merupakan ekosistem tempat masyarakat tinggal. 

Oleh karena itu, bisnis yang merusak lingkungan bukanlah bisnis yang sesuai dengan standar ESG. Pendekatan top-down ini, yang seringkali mengabaikan partisipasi aktif masyarakat, secara langsung bertentangan dengan pilar "Sosial" dalam ESG. 

Program pemberdayaan yang efektif seharusnya menciptakan ekosistem bisnis sosial yang memungkinkan masyarakat di pelosok negeri untuk berkontribusi dan mendapatkan manfaat nyata. 

Tri Mumpuni juga mengapresiasi inisiatif yang datang dari Astra melalui "Satu Indonesia Award". Menurutnya, program ini telah berhasil menciptakan ekosistem bisnis sosial di kalangan anak muda. 

Inisiatif semacam ini dinilai mampu menjangkau pelosok Tanah Air yang seringkali luput dari perhatian, namun justru konkret memberikan manfaat dan berkontribusi bagi negeri. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro