Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WMO: Gelombang Panas Ekstrem Landa Dunia Berdampak pada Kesehatan Jutaan Orang

Gelombang panas ekstrem global mengancam kesehatan jutaan orang, memicu kebakaran hutan, dan memperburuk kualitas udara. WMO dan mitra berupaya memperkuat peringatan dini dan rencana aksi kesehatan untuk mengurangi dampak.
Ilustrasi suhu panas ekstrem. /istimewa
Ilustrasi suhu panas ekstrem. /istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Panas ekstrem dengan suhu siang dan malam yang sangat tinggi dan berbahaya berdampak pada jutaan orang di seluruh dunia menggarisbawahi pentingnya peringatan dini dan rencana aksi kesehatan akibat panas. Kebakaran hutan dan kualitas udara yang buruk memperparah masalah ini.

World Meteorological Organization (WMO) dan para anggotanya berkomitmen untuk memperkuat sistem peringatan dini panas sejalan dengan inisiatif peringatan dini untuk semua dan bekerja sama dengan mitra di tingkat internasional, nasional, dan komunitas untuk memperkuat rencana aksi kesehatan akibat suhu panas ekstrem. 

WMO merupakan salah satu dari sepuluh entitas khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mendukung Seruan Aksi Sekretaris Jenderal PBB untuk Mengatasi Panas Ekstrem.

Wakil Sekretaris Jenderal WMO Ko Barrett mengatakan panas ekstrem terkadang disebut sebagai pembunuh diam-diam.

"Namun dengan ilmu pengetahuan, data, dan teknologi saat ini, diam bukan lagi alasan. Setiap kematian akibat panas ekstrem dapat dicegah," ujarnya dalam laporan, Senin (18/8/2025). 

Estimasi model menunjukkan bahwa antara tahun 2000 dan 2019 sekitar 489.000 kematian terkait panas terjadi setiap tahun dengan 45% di antaranya di Asia dan 36% di Eropa. Di seluruh dunia, diagnosis dan pelaporan resmi penyakit, cedera, dan kematian terkait panas diketahui masih kurang dilaporkan.

Di perkotaan, dampak panas terhadap kesehatan manusia lebih terasa karena efek pulau panas perkotaan. Lansia dan mereka yang memiliki penyakit kronis berada pada risiko yang lebih tinggi.

"Kebutuhan akan tindakan nyata terlihat setiap hari," katanya. 

SUHU PANAS

Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa menyebutkan Juli 2025 merupakan bulan terpanas ketiga secara global setelah Juli 2023 dan 2024. Rerata suhu permukaan laut juga merupakan yang tertinggi ketiga yang pernah tercatat. Luas es laut Arktik berada di peringkat kedua terendah untuk bulan Juli dalam catatan satelit 47 tahun, hampir menyamai tahun 2012 dan 2021.

Di Eropa, kondisi gelombang panas khususnya memengaruhi Swedia dan Finlandia yang mengalami periode suhu di atas 30 derajat Celcius yang luar biasa panjang. Eropa Tenggara juga menghadapi gelombang panas dan kebakaran hutan dengan rekor suhu nasional 50,5 derajat Celcius di Turki.

"Di luar Eropa, suhu paling tinggi di atas rata-rata terjadi di Himalaya, China, dan Jepang, menurut buletin bulanan Layanan Perubahan Iklim Copernicus. Panas terus berlanjut hingga Agustus," ucapnya.

Pembaruan dari Pusat Meteorologi Dunia Beijing pada 5 Agustus menyebutkan dalam seminggu terakhir, suhu maksimum melebihi 42 derajat Celcius di sebagian Asia Barat, Asia Tengah bagian selatan, sebagian besar Afrika Utara, Pakistan bagian selatan, dan Amerika Serikat bagian barat daya, dengan suhu di beberapa wilayah melebihi 45 derajat Celcius. 

Suhu maksimum di Republik Islam Iran bagian barat daya dan Irak timur secara lokal melebihi 50 derajat Celcius menyebabkan gangguan pada pasokan listrik dan air, pendidikan, dan tenaga kerja.

Badan Meteorologi Nasional Maroko mengeluarkan peringatan panas untuk suhu antara 40 derajat Celcius hingga 47 derajat Celcius pada minggu tanggal 4 Agustus.

Kepala Pemantauan Iklim WMO Omar Baddour menuturkan biasanya, selama musim panas kombinasi panas ekstrem di dekat permukaan dan udara dingin di atas permukaan dapat menyebabkan hujan ekstrem berikutnya. 

"Banjir bandang yang dahsyat di daerah dengan topografi tinggi, yang selanjutnya memengaruhi kehidupan masyarakat, infrastruktur, dan tanah longsor," ucapnya. 

Adapun suhu maksimum yang teramati dari 28 Juli hingga 4 Agustus 2025 dengan titik menunjukkan suhu maksimum lebih dari 38 derajat Celcius. 

Jepang melaporkan rekor suhu nasional baru sebesar 41,8 derajat Celsius (107,2 derajat Fahrenheit) pada 5 Agustus, melampaui rekor 41,2 derajat Celcius yang tercatat pada 30 Juli. Selama gelombang panas yang berkepanjangan dan luar biasa ini, puluhan rekor suhu stasiun baru baik suhu maksimum siang hari maupun suhu minimum malam hari tercatat. Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan khusus serangan panas yang mengimbau masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan.

Badan Meteorologi Korea juga telah mengeluarkan peringatan dan imbauan panas ekstrem yang meluas. Rekor suhu stasiun juga menurun di beberapa wilayah China. 

Pusat Meteorologi Dunia Beijing menyatakan gelombang panas diperkirakan akan berlanjut di sebagian besar Asia Barat, Asia Tengah bagian selatan, dan sebagian besar Afrika Utara, Semenanjung Iberia, Pakistan, Amerika Serikat bagian barat daya, dan Meksiko utara.

Suhu maksimum di sebagian besar wilayah ini akan berkisar antara 38 derajat Celcius dan 40 derajat Celcius dengan beberapa wilayah melebihi 42 derajat Celcius.  Secara spesifik, suhu lokal dapat mencapai di atas 45 derajat Celcius di Arab Saudi, Irak, Suriah, Iran bagian barat dan selatan, Amerika Serikat bagian barat daya, dan sebagian Afrika Utara.

KEBAKARAN HUTAN

Panas ekstrem telah memicu kebakaran hutan yang dahsyat yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan memperburuk kualitas udara. Petugas pemadam kebakaran di Siprus, Yunani, dan Turki berjuang keras melawan kebakaran hutan, yang memaksa orang-orang mengungsi dari rumah mereka, merenggut sejumlah nyawa, dan memenuhi langit dengan kepulan asap tebal.

Asap dari ratusan kebakaran hutan liar yang terjadi di Kanada menciptakan langit berkabut dan kualitas udara yang buruk di beberapa provinsi dan negara bagian utara AS pada akhir Juli dan awal Agustus 2025. Polusi udara memengaruhi wilayah Northwest Territories, Alberta, Saskatchewan, Manitoba, dan Ontario, serta sebagian wilayah Upper Midwest dan Timur Laut AS, menurut Earth Observatory NASA.

Kanada menghadapi salah satu musim kebakaran terburuk yang pernah tercatat dalam hal luas area yang terbakar. Hingga 3 Agustus, lebih dari 6,6 juta hektare atau sekitar 16,3 juta acre telah terbakar. Angka ini melebihi rerata 25 tahun sekitar 2,2 juta hektare tetapi masih lebih rendah dari lebih dari 12,3 juta hektare yang terbakar pada tanggal yang sama di tahun 2023 dan memecahkan rekor. 

Setidaknya untuk kedua kalinya musim ini, asap dari kobaran api ini melintasi Samudra Atlantik menuju Eropa. Dibawa oleh aliran jet yang kuat, asap tersebut diperkirakan akan mencapai langit Eropa Barat antara tanggal 5 dan 7 Agustus. Pada pertengahan Juni 2025, gumpalan asap lain dari Kanada menurunkan kualitas udara dan membuat langit di Eropa Tengah dan Selatan menjadi merah.

Kebakaran hutan yang dahsyat melanda Taman Nasional Grand Canyon di Arizona menyebabkan gangguan besar bagi pariwisata di salah satu objek wisata alam paling terkenal di Amerika Serikat.

Pimpinan Program Gabungan Iklim dan Kesehatan WHO-WMO Joy Shumake Guillemot menuturkan pihaknya mendukung seruan aksi sekretaris jenderal PBB untuk menghadapi panas ekstrem. Seruan ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama internasional guna meminimalkan dampak panas melalui kebijakan ekonomi dan sosial yang terarah serta tindakan nyata, termasuk kampanye kesadaran publik. 

"Merawat yang rentan, melindungi pekerja, meningkatkan ketahanan ekonomi dan masyarakat menggunakan data dan sains dan membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius di atas rata-rata pra-industri," tuturnya. 

WMO dan para anggotanya berupaya memperkuat sistem peringatan dini panas sejalan dengan inisiatif peringatan dini untuk semua. Hal ini bertujuan untuk memastikan populasi berisiko menerima peringatan tepat waktu yang mencakup informasi tentang tindakan perlindungan yang harus dilakukan dan sumber bantuan.

Menurut perkiraan yang dibuat oleh WHO dan WMO, peningkatan skala global sistem peringatan kesehatan akibat panas untuk 57 negara saja berpotensi menyelamatkan sekitar 98.314 jiwa per tahun.

Pimpinan Program Gabungan Iklim dan Kesehatan WHO-WMO dan salah satu pimpinan Jaringan Informasi Panas-Kesehatan Global (GHINN) Joy Shumake Guillemot menuturkan panas ekstrem bukan lagi masalah yang jauh atau musiman melainkan kenyataan sehari-hari bagi jutaan orang.

"Jaringan kami menghubungkan sains, kebijakan, dan aksi agar tidak ada komunitas yang tertinggal dalam upaya adaptasi terhadap perubahan iklim yang akan terus memperburuk panas ekstrem di tahun-tahun mendatang. Ini bukan sekadar masalah iklim, melainkan darurat kesehatan masyarakat," terangnya. 

Pada peringatan pertama seruan aksi pada 25 Juni, Jaringan Informasi Kesehatan Panas Global (GHHIN) bersama dengan Organisasi Meteorologi Dunia dan Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana, meluncurkan sumber daya baru melalui inisiatif bersama mereka, mendukung tata kelola risiko panas ekstrem untuk memperkuat koordinasi dalam pengurangan risiko panas dan membantu negara-negara dan masyarakat lebih siap menghadapi kenaikan suhu.

Pekerjaan Kantor Gabungan Iklim dan Kesehatan telah ditingkatkan melalui kemitraan dengan Rockefeller Foundation dan Wellcome yang telah bersama-sama memobilisasi dana sebesar US$11,5 juta.

"Fokus khusus diberikan pada panas ekstrem, mendukung tata kelola risiko panas ekstrem," ujarnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro