Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penuhi Kebutuhan Listrik, Taiwan Bakal Hidupkan Kembali Pembangkit Tenaga Nuklir

Pembangkit listrik tenaga nuklir yang sebelumnya hanya dapat beroperasi selama 40 tahun akan diizinkan untuk memperpanjang lisensi hingga 20 tahun.
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir./Bisnis - Puspa Larasati
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir./Bisnis - Puspa Larasati

Bisnis.com, JAKARTA — Anggota parlemen Taiwan merevisi undang-undang tenaga nuklir untuk membuka pintu bagi dimulainya kembali pembangkit listrik tenaga nuklir. 

Ketua Legislatif Taiwan Han Kuo-yu mengatakan berdasarkan undang-undang yang diamandemen, pembangkit listrik tenaga nuklir yang sebelumnya hanya dapat beroperasi selama 40 tahun akan diizinkan untuk memperbarui atau memperpanjang lisensi mereka hingga 20 tahun. Revisi tersebut juga memungkinkan operator untuk mengajukan perpanjangan lisensi sebelum atau setelah lisensi tersebut berakhir.

Keamanan energi merupakan isu penting bagi Taiwan yang telah berupaya menghentikan industri nuklirnya. Namun, juga terpaksa harus memenuhi kebutuhan industri pembuatan chip yang vital dan ketergantungan yang tidak nyaman pada bahan bakar fosil impor.

"Kekhawatiran meningkat karena China memberikan lebih banyak tekanan dan permintaan listrik dari industri teknologi melonjak," ujarnya dilansir Bloomberg, Rabu (14/5/2025). 

RUU tersebut muncul beberapa hari sebelum reaktor terakhir Taiwan yang beroperasi akan berhenti beroperasi. Penutupan pada 17 Mei tidak akan dapat dihindari, tetapi pemungutan suara pada hari Selasa mengisyaratkan pembalikan yang dapat menyelaraskan wilayah tersebut dengan tren global yang kembali diminati dalam energi nuklir. Hal ini yang dipandang sebagai solusi rendah karbon yang efektif untuk kebutuhan dunia.

Perdana Menteri Taiwan Cho Jung-tai mengatakan pihaknya tidak akan menentang pengembalian reaktor yang dinonaktifkan jika amandemen hukum disetujui. Namun, reaktor tersebut akan memakan waktu 3,5 tahun untuk meninjau keselamatan sebelum memulai kembali. 

Pemerintah tidak memiliki rencana segera untuk mengevaluasi perluasan atau memulai kembali pembangkit nuklir. Penggunaan tenaga nuklir dapat memangkas ketergantungan Taiwan pada gas alam cair impor yang dikirim melalui laut dan akan rentan jika terjadi peningkatan tajam dalam ketegangan dengan China khususnya blokade laut. Hal ini juga akan meredakan kekhawatiran tentang keamanan energi di tahun-tahun mendatang karena konsumsi listrik akan tumbuh sekitar 13% pada akhir dekade berkat pesatnya pertumbuhan kecerdasan buatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper