Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sampah Tingkatkan Pendapatan Masyarakat Hingga 20 Persen

Pendapatan masyarakat bisa naik hingga 20 persen lewat bank sampah
Jamaluddin Takko, Ketua Bank Sampah di kelurahan Kaluku Bodoa menunjukkan tudung saji terbuat dari botol air minum bekas/ Bsnis. Novitasari Simamora
Jamaluddin Takko, Ketua Bank Sampah di kelurahan Kaluku Bodoa menunjukkan tudung saji terbuat dari botol air minum bekas/ Bsnis. Novitasari Simamora

Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Sampah di Kelurahan Kaluku Bodoa memberdayakan peran perempuan untuk menambah nilai ekonomi.

Jamaluddin Takko, Ketua Bank Sampah di Kelurahan Kaluku Bodoa mengatakan bank sampah tidak hanya sekadar menjadi tempat mengumpulkan sampah. Namun, bank sampah juga memberikan pelatihan untuk membuat tas ramah lingkungan agar memberikan nilai ekonomi tambahan.

"Ada peningkatan pendapatan hingga 20% bagi masyarakat. Kami juga melakukan pemberian makan dengan nilai gizi tertentu utk mencegah stunting," ungkapnya saat ditemui, Selasa (7/5/2025).

Dia mengatakan untuk membangun kesadaran saat awal berdirinya bank sampah, tidak mudah. Namun, setelah ibu-ibu setempat diberikan pengarahan dan mulai menerima manfaat, maka banyak yang mengikuti.

Misalnya saja, untuh sampah air minum dalam kemasan (AMDK) jika dikumpulkan ke bank sampah dengan kondisi kotor, maka harganya Rp3.000 per kg. Namun, saat diberikan pelatihan untuk memilah dan membersihkan AMDK ke bank sampah, maka harganya bisa naik menjadi Rp6.000 per kg.

Dia mengatakan setiap ibu yang aktif di bank sampah bisa mengantongi sekitar Rp300.000-Rp500.000 per bulan. Angka ini, terkadang bisa lebih. Bank sampah ini juga menyediakan  buku tabungan sampah, sehingga tabungan sampah bisa diakumulasikan ke dalam rupiah dan bisa diambil kapan saja.

"Kami ingin masyarakat melihat bahwa sampah sebenarnya bisa diubah menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna," tambahnya.

Selain aktivitas pengumpulan, bank sampah ini juga mengolah limbah menjadi produk-produk bernilai ekonomi. Beberapa hasil karya yang telah dihasilkan antara lain Bosara (tudung saji mini), sabun penghilang noda dari minyak bekas, tas dari plastik daur ulang, dan boneka berbahan plastik.

"Seluruh produk ini dibuat oleh warga yang aktif dalam kegiatan pengelolaan sampah. Setiap anggota Bank Sampah juga memiliki buku tabungan sebagai bukti partisipasi mereka," terang Jamaluddin.

Bank sampah ini merupakan mitra TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) Pelindo yang berada di Makassar. Dalam kesempatan yang sama, R. Suryo Khasabu, Vice President Corporate Communication PT Pelindo Terminal Petikemas mengungkapkan bahwa program kemitraan bank sampah ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat.

Suryo juga bangga dengan perkembangan program Bank Sampah Kaluku Bodoa. Sebab, bank sampah ini juga sudah bisa menjual produk sampah plastik menjadi tas dan gantungan kunci.

“Yang paling penting dari program ini adalah bagaimana ia berhasil membangun kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan,” kata Suryo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper