Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Sampah di Kelurahan Kaluku Bodoa memberdayakan peran perempuan untuk menambah nilai ekonomi.
Jamaluddin Takko, Ketua Bank Sampah di Kelurahan Kaluku Bodoa mengatakan bank sampah tidak hanya sekadar menjadi tempat mengumpulkan sampah. Namun, bank sampah juga memberikan pelatihan untuk membuat tas ramah lingkungan agar memberikan nilai ekonomi tambahan.
"Ada peningkatan pendapatan hingga 20% bagi masyarakat. Kami juga melakukan pemberian makan dengan nilai gizi tertentu utk mencegah stunting," ungkapnya saat ditemui, Selasa (7/5/2025).
Dia mengatakan untuk membangun kesadaran saat awal berdirinya bank sampah, tidak mudah. Namun, setelah ibu-ibu setempat diberikan pengarahan dan mulai menerima manfaat, maka banyak yang mengikuti.
Misalnya saja, untuh sampah air minum dalam kemasan (AMDK) jika dikumpulkan ke bank sampah dengan kondisi kotor, maka harganya Rp3.000 per kg. Namun, saat diberikan pelatihan untuk memilah dan membersihkan AMDK ke bank sampah, maka harganya bisa naik menjadi Rp6.000 per kg.
Dia mengatakan setiap ibu yang aktif di bank sampah bisa mengantongi sekitar Rp300.000-Rp500.000 per bulan. Angka ini, terkadang bisa lebih. Bank sampah ini juga menyediakan buku tabungan sampah, sehingga tabungan sampah bisa diakumulasikan ke dalam rupiah dan bisa diambil kapan saja.
Baca Juga
"Kami ingin masyarakat melihat bahwa sampah sebenarnya bisa diubah menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna," tambahnya.
Selain aktivitas pengumpulan, bank sampah ini juga mengolah limbah menjadi produk-produk bernilai ekonomi. Beberapa hasil karya yang telah dihasilkan antara lain Bosara (tudung saji mini), sabun penghilang noda dari minyak bekas, tas dari plastik daur ulang, dan boneka berbahan plastik.
"Seluruh produk ini dibuat oleh warga yang aktif dalam kegiatan pengelolaan sampah. Setiap anggota Bank Sampah juga memiliki buku tabungan sebagai bukti partisipasi mereka," terang Jamaluddin.
Bank sampah ini merupakan mitra TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) Pelindo yang berada di Makassar. Dalam kesempatan yang sama, R. Suryo Khasabu, Vice President Corporate Communication PT Pelindo Terminal Petikemas mengungkapkan bahwa program kemitraan bank sampah ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat.
Suryo juga bangga dengan perkembangan program Bank Sampah Kaluku Bodoa. Sebab, bank sampah ini juga sudah bisa menjual produk sampah plastik menjadi tas dan gantungan kunci.
“Yang paling penting dari program ini adalah bagaimana ia berhasil membangun kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan,” kata Suryo.