Bisnis.com, JAKARTA — Seluruh wilayah di Pulau Bali mengalami pemadaman listrik total atau blackout pada Jumat (2/5/2025) sekitar pukul 16.00 Wita. Kondisi ini memengaruhi berbagai aktivitas masyarakat di seluruh kota dan kabupaten di Bali.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan pihaknya terus mendorong para pelaku usaha di Bali untuk beralih menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap yang ramah lingkungan.
Menurutnya, Bali memiliki potensi besar dalam pemanfaatan PLTS atap karena letaknya yang berada di garis khatulistiwa, memungkinkan untuk memperoleh sinar matahari yang cukup sepanjang tahun. Dengan memanfaatkan PLTS atap, pelaku usaha tidak hanya berkontribusi pada lingkungan, tetapi juga mengurangi biaya energi yang tinggi.
"Ini adalah sumber energi yang tidak mengeksploitasi alam, selain itu murah dan ramah lingkungan," ujarnya dilansir Antara, Jumat (2/5/2025).
Adapun pemanfaatan energi terbarukan melalui PLTS atap merupakan implementasi dari Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih dan Surat Edaran Gubernur Bali No 5 Tahun 2022 tentang Pemanfaatan PLTS Atap. Menurutnya, ini penting tidak hanya untuk menciptakan ekosistem yang sehat dan berkualitas, tetapi juga untuk meningkatkan citra pariwisata Bali di mata dunia.
Pihaknya akan mempercepat pelaksanaan program-program terkait lingkungan, dengan pelaku usaha menjadi salah satu subjek yang disasar.
Baca Juga
"Pada periode ini, saya akan mempercepat penanganan sampah, pengolahan sampah berbasis sumber, pelarangan penggunaan bahan plastik, hingga penggunaan energi baru terbarukan. Periode pertama sempat terhalang oleh pandemi COVID-19, sehingga program-program tersebut tidak berjalan maksimal," katanya.
Dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang beralih menggunakan PLTS atap, diharapkan Bali dapat menjadi contoh dalam pemanfaatan energi terbarukan dan menjaga kelestarian lingkungan, seiring dengan upaya mendukung sektor pariwisata dan perekonomian yang berkelanjutan.