Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gonjang-ganjing Pasar Karbon AS Terimbas Kebijakan Trump

Perintah eksekutif Trump yang menyasar negara bagian telah memicu aksi jual di pasar karbon terbesar AS di California
Iim Fathimah Timorria,Fahmi Ahmad Burhan
Selasa, 22 April 2025 | 11:00
Program iklim California merupakan salah satu inisiasi yang disasar oleh kebijakan Trump/Bloomberg-David Paul Morris
Program iklim California merupakan salah satu inisiasi yang disasar oleh kebijakan Trump/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA — Genderang perang dagang yang ditabuh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada awal April 2025 tak hanya memicu kegaduhan di pasar saham berbagai negara. Manuvernya untuk kembali mengerek produksi batu bara AS ternyata turut mengguncang pasar karbon di negara tersebut.

Perintah eksekutif terbaru Trump yang menyasar kebijakan iklim di tingkat negara bagian tercatat telah memicu aksi jual di pasar karbon AS. Harga karbon sempat anjlok tajam, tetapi segera pulih setelah sejumlah negara bagian menegaskan komitmen mereka terhadap program iklim mereka.

Perintah eksekutif pada 8 April 2025  berjudul "Protecting American energy from state overreach", menargetkan kebijakan iklim negara bagian, termasuk penggunaan pasar karbon. Perintah itu mengarahkan Jaksa Agung AS untuk mengidentifikasi undang-undang negara bagian yang berkaitan dengan perubahan iklim, inisiatif environmental, social and governance (ESG), keadilan lingkungan, dan emisi karbon, untuk kemudian mengambil tindakan pemblokiran jika regulasi mengganggu keamanan energi nasional.

Di California, pasar karbon terbesar di AS, harga sempat jatuh ke level US$22,50 pada 8 April 2025 atau di bawah batas harga minimum tahun ini. BloombergNEF mencatat harga tersebut mencerminkan penurunan 23% dari harga lelang terakhir, dan turun 49% dari rekor tertinggi penutupan futures sebesar US$43,96 pada 5 Februari 2025.

Keesokan harinya, pasar karbon California mencatatkan volume perdagangan terbesar untuk karbon front-year vintage sejak November 2022. Saat itu, sekitar 59 juta kuota emisi karbon (allowances) diperdagangkan dengan nilai transaksi menembus US$1,6 miliar.

Harga kemudian kembali naik ke US$27 per ton setelah para pembuat kebijakan negara bagian, termasuk Gubernur California Gavin Newsom, kembali menegaskan komitmen mereka terhadap kebijakan iklim.

Terlepas dari gejolak di pasar karbon AS, terdapat kecil kemungkinan perintah eksekutif Trump bakal membatalkan implementasi program karbon California. Selain dilindungi konstitusi dari intervensi federal, California tercatat pernah memenangkan gugatan terhadap Trump pada 2019 terkait kebijakan iklim utamanya.

BloombergNEF juga mencatat bahwa pasar karbon AS sudah dibayangi ketidakpastian kebijakan sepanjang tahun. Selain itu, harga juga cenderung tertekan.

Para pembuat kebijakan belum memberikan perincian tentang bagaimana program karbon akan diselaraskan dengan target ambisius pengurangan emisi sebesar 48% pada 2030 dan 85% pada 2045 dibandingkan dengan 1990.

“Penguncian reformasi untuk implementasi pada 2026 dapat mendorong harga karbon hingga US$79 per ton pada 2030,” tulis BloombergNEF dalam analisisnya.

Bursa Karbon Indonesia Lebih Bergairah

Sementara itu di Indonesia, kinerja bursa karbon Indonesia atau IDXCarbon sepanjang kuartal I/2025 tercatat telah melampaui capaian sepanjang 2024 maupun 2023.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan kenaikan volume dan nilai perdagangan karbon pada tiga bulan pertama 2025. Kenaikan ini diikuti dengan jumlah pengguna bursa karbon yang bertambah.

BEI mencatat volume karbon yang diperdagangkan melalui IDXCarbon pada kuartal I/2025 mencapai 690.675 ton CO2 setara karbon. Jumlah itu melebihi jumlah total volume transaksi perdagangan karbon sepanjang 2024 maupun sepanjang 2023.

Sepanjang 2024, IDXCarbon membukukan volume transaksi sebesar 413.764 ton CO2 ekuivalen. Sementara, sepanjang 2023 atau sejak beroperasinya IDXCarbon pada 26 September hingga akhir Desember 2023, volume transaksi perdagangan di bursa karbon mencapai 494.254 ton CO2 ekuivalen.

Nilai perdagangan karbon sepanjang kuartal I/2025 yang menembus Rp27,25 miliar juga lebih tinggi daripada 2024. Sepanjang tahun lalu, nilai transaksi di IDXCarbon mencapai Rp19,72 miliar.

Saat ini, telah terdapat tujuh proyek pengurangan emisi berbasis teknologi yang diperjualbelikan, dengan jumlah karbon yang bisa diperdagangkan (available to be traded) sebanyak 2.203.119 ton CO2 ekuivalen.

BEI juga mencatat peningkatan pengguna jasa IDXCarbon sebesar 22% menjadi 111 Pengguna sepanjang kuartal I/2025 ini.

Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengemukakan capaian sepanjang Januari–Maret 2025 membuat IDXCarbon sebagai salah satu bursa karbon dengan jumlah transaksi terbesar di regional.

"Statistik tersebut secara umum memberikan optimisme pada prospek perdagangan karbon di Indonesia," kata Kautsar dalam keterangan tertulis pada Kamis (17/4/2025).

IDXCarbon pun berkoordinasi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan kementerian atau lembaga terkait untuk terus mengembangkan ekosistem perdagangan karbon di Indonesia.

"IDXCarbon juga akan terus berupaya untuk mendorong likuiditas pasar karbon dari sisi demand dan supply, baik dari pasar domestik maupun internasional dan sesuai dengan kebijakan dan pengaturan pemerintah," kata Kautsar. 

Pada 20 Januari 2025, Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KLH/BPLH), OJK, serta BEI misalnya telah meresmikan perdagangan internasional perdana unit karbon Indonesia melalui IDXCarbon.

Peresmian ini merupakan salah satu tonggak penyelenggaraan perdagangan karbon di Indonesia, yang diharapkan dapat menjadi gerbang awal terciptanya kolaborasi untuk implementasi perdagangan karbon luar negeri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper