Bisnis.com, JAKARTA — Penyusunan dokumen iklim nasional Second National Determined Contribution (NDC) atau NDC kedua termasuk target pengurangan emisi tertunda karena perlu dilakukan diskusi.
Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan danya perubahan-perubahan tersebut maka akan membutuhkan waktu untuk diskusi terlebih dahulu.
"Masih harus kita diskusikan lagi karena ada perubahan pimpinan di masing-masing kementerian, ada akselerasi di masing-masing sektor. Jadi ini masih memerlukan waktu untuk diskusi dulu. Sekarang ini paling akhir Oktober 2025 ini, tidak masalah kita susun dulu," ujarnya dilansir Antara, Jumat (11/4/2025).
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup sudah menyiapkan second NDC untuk memperbaharui target iklim Indonesia yang tertuang di dalam enhanced NDC.
Rencananya dalam second NDC akan memasukkan penambahan sektor kelautan dan subsektor hulu migas dalam target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) nasional.
Sebelumnya, target pengurangan emisi GRK Indonesia di dalam enhanced NDC yaitu menjadi 31,89% lewat upaya sendiri dan 43,20% dengan dukungan internasional yang ditargetkan dicapai pada 2030.
Baca Juga
Di dalam dokumen enhanced NDC yang berlaku saat ini, sektor yang ditargetkan mengalami pengurangan adalah sektor energi, kehutanan, limbah, pertanian, serta proses industri dan penggunaan produk (Industrial Processes and Product Use/IPPU).
Dalam upaya mencapai target pengurangan emisi tersebut Indonesia sudah melaksanakan sejumlah langkah termasuk fokus kepada sektor kehutanan lewat FOLU net sink 2030 untuk mengurangi emisi dari sektor kehutanan dan lahan. Indonesia juga kini sudah memulai perdagangan karbon internasional untuk mendukung capaian target itu.