Bisnis.com, JAKARTA — Kebakaran lahan melanda sejumlah wilayah di benua Eropa seiring dengan gelombang panas ekstrem yang tengah menerjang kawasan tersebut.
Di Turki, kebakaran hutan terjadi di Provinsi Izmir selama dua hari terakhir. Menurut Menteri Kehutanan Ibrahim Yumakli, kebakaran ini diperparah oleh angin kencang sehingga menyulitkan proses evakuasi.
Wilayah pesisir Turki kerap dilanda kebakaran hutan besar dalam beberapa tahun terakhir akibat musim panas yang makin panas dan kering. Para ilmuwan menyebutkan kondisi ini merupakan dampak dari perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Sementara itu di Prancis, kebakaran hutan terjadi pada Minggu (29/6/2025) di wilayah Aude saat suhu mencapai lebih dari 40 derajat Celsius. Api membakar sekitar 400 hektare lahan dan memaksa evakuasi sebuah perkemahan dan biara, menurut otoritas setempat. Meski telah dikendalikan, api belum sepenuhnya padam hingga Senin.
Badan cuaca Meteo France menetapkan status siaga gelombang panas di level oranye bagi 84 dari 101 departemen di negara tersebut. Status ini berlaku sejak Senin hingga pertengahan pekan ini. Sekitar 200 sekolah akan ditutup sebagian selama tiga hari ke depan akibat suhu ekstrem, menurut Kementerian Pendidikan Prancis.
Gelombang panas juga telah menurunkan permukaan air sungai Rhine di Jerman, sehingga menghambat aktivitas pengiriman dan memicu kenaikan biaya logistik, menurut pelaku perdagangan komoditas. Sungai Rhine sendiri merupakan jalur penting bagi pengiriman komoditas seperti biji-bijian, mineral, dan produk minyak.
Baca Juga
Di Sevilla, Spanyol selatan, tempat berlangsungnya konferensi PBB, suhu diperkirakan mencapai 42 derajat Celsius.
Layanan meteorologi nasional Spanyol, AEMET, memperkirakan suhu negara tersebut akan mencapai rekor tertinggi dalam sejarah untuk Juni. Mayoritas wilayah tetap berada dalam status siaga panas, dengan puncak gelombang panas diperkirakan terjadi pada Senin ini.
“Dalam beberapa hari ke depan, setidaknya hingga Kamis, panas ekstrem akan terus melanda sebagian besar wilayah Spanyol,” ujar juru bicara AEMET, Ruben del Campo.
Di Italia, Kementerian Kesehatan mengeluarkan peringatan merah gelombang panas untuk 21 kota, termasuk Roma dan Milan. Situs prakiraan cuaca IlMeteo.it memperkirakan suhu pada Senin mencapai 41derajat Celsius di Florence, 38 derajat Celsius di Bologna, dan 37 derajat Celsius di Perugia.
Panas ekstrem berdampak serius terhadap kesehatan, terutama pada lansia, bayi, pekerja luar ruang, dan masyarakat berpenghasilan rendah. Secara global, panas ekstrem diperkirakan menyebabkan kematian hingga 480.000 orang per tahun, melampaui gabungan korban banjir, gempa bumi, dan badai, serta menimbulkan risiko yang meningkat bagi infrastruktur, ekonomi, dan sistem kesehatan, menurut laporan Swiss Re awal bulan ini.
Layanan Perubahan Iklim Copernicus milik Uni Eropa (C3S) mencatat suhu permukaan global pada bulan lalu rata-rata 1,4 derajat Celsius lebih tinggi dibandingkankan dengan periode praindustri 1850–1900, ketika pembakaran bahan bakar fosil mulai meluas.
Para ilmuwan menyebut emisi gas rumah kaca dari pembakaran fosil sebagai penyebab utama perubahan iklim. Tahun lalu merupakan tahun terpanas dalam sejarah planet ini.