Bisnis.com, JAKARTA — Setiap tahun, Earth Hour atau Jam untuk Bumi menjadi momen penting bagi jutaan orang di seluruh dunia untuk menunjukkan solidaritas terhadap lingkungan dan menjadi pengingat pentingnya aksi iklim. Pada tahun ini, Earth Hour yang gerakan masyarakat untuk mematikan lampu selama 60 menit akan berlangsung pada tanggal 22 Maret 2025 pukul 20:30 waktu setempat.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengundang masyarakat dunia untuk mematikan lampu selama satu jam sebagai simbol komitmen terhadap perlindungan bumi. Ia menekankan pentingnya partisipasi global dalam inisiatif ini.
"Earth Hour atau jam untuk bumi adalah tentang solidaritas, harapan, dan kekuatan tindakan kolektif," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (22/3/2025).
Menurutnya, setiap tahun jutaan orang mematikan lampu untuk menyoroti kebutuhan akan aksi iklim.
"Hari ini saya meminta Anda menjadi salah satunya. Bumi membutuhkan Anda. Bencana iklim buatan manusia ada di sini dan sekarang," katanya.
Dia menuturkan saat ini masyarakat dunia tengah mengalami tahun, dekade, dan suhu laut yang paling panas dalam catatan. Hal ini terlihat dari kebakaran, badai, dan kekeringan yang terjadi akibat kondisi perubahan iklim.
Baca Juga
Dampak perubahan iklim sudah terasa di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia yang sering kali menjadi sasaran bencana alam.
Guterres menyerukan pergeseran dari penggunaan bahan bakar fosil menuju energi terbarukan. Pasalnya, bahan bakar fosil mencemari dan menjadi penyebab utama dari kekacauan iklim.
"Berpindah dari bahan bakar fosil yang mencemari penyebab utama kekacauan ini menuju energi terbarukan memberikan janji besar bagi kita semua lebih sehat, lebih murah, dan lebih aman," ucapnya.
Earth Hour bukan hanya sekadar mematikan lampu tetapi juga merupakan kesempatan untuk merenungkan tindakan yang dapat diambil untuk melindungi lingkungan. Oleh karena itu, Guterres mengajak semua orang untuk berpartisipasi,
"Jadi, tolong, bergabunglah dengan kami matikan lampu Anda pada 22 Maret pukul 8:30 malam waktu setempat. Berikan satu jam untuk Bumi. Dan gunakan kekuatan Anda untuk mendorong dunia yang lebih baik bagi kita semua," tuturnya.
Director General WWF International Kirsten Schuijt menuturkan di tahun 2024 lebih dari 1,5 juta jam telah diberikan oleh para pendukung Earth Hour di seluruh dunia untuk Bumi.
"Kita telah menyaksikan kebakaran hutan, badai, dan kekeringan ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dunia sedang berada dalam bahaya nyata dan dengan cepat mendekati titik kritis," ujarnya.
Menurutnya, Earth Hour merupakan pengingat kuatharus bertindak sekarang selagi masih ada kesempatan. Earth Hour bukan hanya tentang mematikan lampu, tetapi juga menyalakan semangat perubahan secara global.
"Dengan melibatkan setiap individu, komunitas, hingga sektor bisnis, kita bisa menciptakan kekuatan kolektif yang mampu menghadirkan perubahan nyata dan menumbuhkan harapan untuk masa depan yang lebih lestari," katanya.
Sementara itu, CEO Yayasan WWF Indonesia Aditya Bayunanda menambahkan gerakan ini merupakan pengingat bagi manusia untuk terus melestarikan bumi.
"Tahun ini, Earth Hour bertepatan dengan 10 hari terakhir Ramadan, momen yang tepat untuk merenungkan kembali peran kita sebagai individu dalam melindungi ciptaan-Nya, yakni alam beserta seluruh isinya," ucapnya.
Sejauh ini, terdapat 20 kota dan provinsi di Indonesia yang ikut merayakan Earth Hour antara lain Aceh, Medan, Jambi, Jakarta, Tanggerang, Serang, Cimahi, Bandung, Purwokerto, Jogjakarta, Surabaya, Malang, Kota Batu, Bali, Makassar, Palu, Wajo, hingga Jayapura.
"Earth Hour adalah tentang membuat aksi lingkungan menjadi mudah diakses, menyenangkan, dan bermakna," tuturnya.
Melalui Hour Bank, Earth Hour mengajak semua orang untuk menemukan cara yang paling menyenangkan untuk menyumbangkan satu jam bagi bumi.
Dia mencontohkan memasak makanan berkelanjutan di rumah, menonton film dokumenter tentang alam, maupun berjalan-jalan di hutan untuk menikmati alam dan merasakan bumi. Hour Bank menyediakan daftar aktivitas dan kegiatan berdasarkan minat dan preferensi gaya hidup setiap individu mulai dari makanan dan kebugaran, hingga seni dan hiburan.
"Hour Bank dirancang untuk menunjukkan bahwa setiap orang dapat berkontribusi dalam melindungi planet bumi, di mana pun mereka berada atau apa pun yang mereka gemari," terang Aditya.