Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menargetkan dapat mencapai penilaian MSCI environment, social, and good governance (ESG) ratings dengan peringkat AA pada 2029.
Untuk diketahui, MSCI (Morgan Stanley Capital Indonesia) ESG ratings merupakan sistem pemeringkatan yang menilai perusahaan berdasarkan efektivitas dalam mengelola risiko dan peluang ESG
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk Nixon LP Napitupulu mengatakan saat ini ESG rating yang diperoleh perusahaan yakni BBB, naik peringkat dari tahun 2023 yang mendapatkan penilaian BB.
“Target kami clear 2029 MSCI ESG rating bisa AA, kalau AAA belum siap, tiap tahun penilaian ESG rating MSCI kami naik,” ujarnya kepada Bisnis dikutip Jumat (14/3/2025).
Adapun salah satu upaya untuk mencapai target tersebut yakni dengan mengurangi emisi sebesar 30% dengan 100% tanpa kertas dan 30% lebih sedikit konsumsi daya listrik. Lalu sebagai pelopor green mortgage penjualan perdagangan karbon.
Selain itu, BTN akan mempertahankan 60% sektor dari total aset dalam pinjaman berpendapatan rendah untuk KPR bersubsidi dan UMKM. Kemudian, juga mengalokasikan 20% portofolio pinjaman di sektor berkelanjutan, menerbitkan obligasi hijau/berkelanjutan, dan meluncurkan produk hijau dalam bentuk pinjaman dan tabungan.
Baca Juga
“Kami yakin bisa capai penilaian MSCI AA pada 2029 dengan metode yang benar yang telah kami siapkan,” katanya.
Adapun Bank BTN menargetkan dapat membiayai KPR hijau pada 150.000 unit rumah pada 2029. Hal itu sebagai upaya untuk mencapai peringkat AA dalam MSCI ESG rating.
Pihaknya akan membuat insentif agar pengembang mau membangun hunian hijau yang ramah lingkungan dengan desain bukaan ventilasi besar, lampu hemat energi, menggenakan solar cell, pengolahan limbah dan sampah serta menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan.
“Kami berharap bisa menggunakan material ramah lingkungan, salah satunya dengan material batako dan genteng yang berasal dari daur ulang sampah plastik,” ucapnya.
Untuk mendapatkan pendanaan yang berkelanjutan, BTN akan meluncurkan platform bisnis wholesale banking bernama Bale Korpora by BTN. Hal ini sebagai bagian dari upaya penguatan mesin pendanaan, terutama dana murah dari institusi di berbagai sektor.
Direktur Distribution and Institutional Funding BTN Jasmin menuturkan perseroan terus membidik institusi-institusi yang memiliki transaksi dalam nominal yang besar dan membutuhkan pengelolaan kas yang lebih baik.
“Kami berharap dapat menggenjot pendanaan dari Bale Korpora hingga Rp90 triliun atau bertumbuh lebih dari 50 persen secara Year-on-Year (YoY). Sedangkan jumlah pengguna Bale Korpora diharapkan dapat mencapai 21.000 pada akhir tahun ini dengan jumlah pengguna yang lebih berkualitas transaksinya,” tuturnya.
Adapun dana murah berupa tabungan dan giro (current account saving account/CASA) menyumbang lebih dari 54 persen dana pihak ketiga (DPK) BTN hingga akhir tahun 2024. Dengan besarnya potensi pendanaan, BTN berupaya menarik nasabah institusi dengan menitikberatkan kelebihan Bale Korpora pada fitur-fitur baru yang lebih relevan dan solusi yang dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan nasabah.
Salah satu layanan wholesale BTN yakni cash management telah mencakup 17.000 nasabah yang didominasi oleh industri properti, yaitu para developer dan kontraktor. Dengan adanya Bale Korpora, BTN membidik segmentasi nasabah yang lebih luas seperti sektor pendidikan, kesehatan, dan perusahaan manufaktur.
Menurutnya, Bale Korpora menjadi pintu masuk terhadap seluruh layanan wholesale BTN, tidak hanya cash management melainkan juga e-guarantee, financial supply chain management, dan lain-lain.
“Melalui Bale Korpora, maka seluruh layanan wholesale BTN dapat terintegrasi. Sebelumnya, layanan wholesale dari BTN tersebar di platform yang berbeda-beda atau stand-alone platform. Semua penggunaan Bale Korpora bebas biaya, kecuali biaya untuk transaksi tertentu sesuai ketentuan masing-masing layanan wholesale,” tuturnya.
Ke depan, BTN akan mengembangkan layanan Bale Korpora untuk memenuhi kebutuhan transaksi lainnya seperti trade finance, pembukaan rekening giro secara online, dashboard untuk industri spesifik, dan negosiasi untuk jual-beli valuta asing. Fitur-fitur tersebut dirancang untuk membantu nasabah meningkatkan efisiensi operasional mereka karena adanya visibilitas keuangan yang lebih tinggi serta kenyamanan, ditunjang dengan layanan personal yang proaktif terhadap kebutuhan nasabah.
Dia berharap Bale Korpora dapat menjadi salah satu penggerak pertumbuhan bagi pendapatan BTN di luar bunga atau fee based income.
“Dengan adanya fitur-fitur yang lebih menarik di Bale Korpora, kami berharap fee based income pada tahun ini dapat meningkat dikisaran 70% dibandingkan tahun 2024,” kata Jasmin.