Bisnis.com, JAKARTA — Konsep keberlanjutan yang mengusung ramah lingkungan tidak hanya diterapkan pada gedung perkantoran dan residensial saja, tetapi juga merambah pada pusat perbelanjaan.
Living World Grand Wisata Bekasi dikembangkan oleh PT Sahabat Duta Wisata, perusahaan joint venture antara Kawan Lama Group dan Sinar Mas Land, baru saja beroperasi mengusung konsep berkelanjutan. Mal Living World kelima di Indonesia ini memiliki luas 58.000 meter persegi.
Wakil Direktur Utama PT Sahabat Duta Wisata Herry Hendarta mengatakan mal Living World mendukung pencapaian target pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% dari baseline 2030 dengan menerapkan konsep berkelanjutan pada pembangunannya.
Konsep keberlanjutan yang digunakan dengan energy efficient architecture. Hal ini emanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami melalui skylight dari jendela berbahan kaca double glazing yang menghambat panas matahari masuk ke dalam ruangan sehingga menghemat penggunaan AC. Mal ini juga menerapkan sistem AC berefisiensi tinggi sehingga berpotensi menghemat energi listrik hingga 25%.
“Penggunaan lampu LED pada area mal hemat energi sekitar 60% dan memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami. Kami juga menerapkan konsep zero waste water system untuk mengelola kembali limbah air yang dapat digunakan kembali untuk menyiram tanaman di area green park Living World seluas 2.000 meter persegi,” ujarnya, Sabtu (22/2/2025).
Mal ini juga berkolaborasi dengan Setali Indonesia untuk membangun art installation dan aktivitas upcycling atau daur ulang. Inisiatif ini mendorong gaya hidup ramah lingkungan, mengajak masyarakat untuk melestarikan alam sehingga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan komunitas sekitar.
Baca Juga
Dari sisi arsitektur, desain interior Living World sarat dengan keindahan nuansa alam yang menonjolkan unsur seperti air, sungai, dan warna biru batik indigo. Konsep ini diwujudkan dengan kehadiran air mancur, dan dominasi warna biru pada interior khususnya di lantai lower ground dan ornamen ikonik yang menghiasi mal.
Mal ini juga mendukung ekonomi lokal dengan menyediakan ruang bagi UMKM binaan bidang kuliner, kriya, dan fashion batik Jawa Barat.
Herry menuturkan beroperasinya mal baru ini sebagai komitmen untuk menghadirkan kawasan hunian dan komersial yang tidak hanya nyaman, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi penghuni township.
Direktur Utama PT Sahabat Duta Wisata Sugiyanto Wibawa menuturkan mal baru ini dirancang untuk menjadi lebih dari sekadar tempat berbelanja tetapi juga menjadi destinasi warga Bekasi dan sekitarnya.
Menurutnya, Bekasi memiliki daya beli yang kuat sehingga memang banyak mal yang dibangun di Timur Jakarta ini. Adapun nilai investasi pembangunan mal ini mencapai Rp1 triliun dimana telah terdapat 250 tenant. Saat ini, okupansi tenant yang saat ini mencapai 70% dan diyakini dapat meningkat hingga 95% dalam waktu dekat.
Mal ini juga telah menyerap lebih dari 2.500 tenaga kerja dari Kabupaten Bekasi dan sekitarnya sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Sementara itu, CEO Leads Property Services Indonesia Hendra Hartono mengatakan belum banyak pusat perbelanjaan mengusung konsep hijau. Menurutnya, rerata pusat perbelanjaan yang berkonsep hijau berada di mixed use development.
Untuk membangun pusat belanja yang berkonsep hijau membutuhkan biaya kontruksi yang lebih tinggi sebesar 10% dibandingkan dari yang biasanya.
“Jadi bukan hanya mal nya yg berkonsep hijau tapi juga gedung kantor dan hotelnya sekalian,” katanya.
Pada umumnya mal yang berkonsep hijau merupakan pusat belanja sewa bukan berbentuk strata atau trade center. Selain itu, pusat perbelanjaan sangat sulit untuk mendapatkan sertifikasi hijau dengan predikat platinum. Hal ini karena ruang publiknya maupun beberapa outlet masih memperbolehkan merokok.
”Jadi maksimum setifikat yang bisa diperoleh adalah gold,” ucapnya.