Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komitmen BLDF Lestarikan Lingkungan Demi Reduksi Emisi Karbon

Hingga kini BLDF telah menanam 2,3 juta pohon dimana berkontribusi menyerap emisi karbon mencapai 4,6 juta karbon dioksida.
Salah satu pohon mangga yang ditanam oleh BLDF dengan kelompok tani di Desa Gondoharum, Kudus. /istimewa
Salah satu pohon mangga yang ditanam oleh BLDF dengan kelompok tani di Desa Gondoharum, Kudus. /istimewa

Bisnis.com, KUDUS — Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) berkomitmen terus melestarikan lingkungan dengan menggandeng kelompok petani dalam menghijaukan hutan.

Director Communications Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara mengatakan hingga kini BLDF telah menanam 2,3 juta pohon dimana berkontribusi menyerap emisi karbon mencapai 4,6 juta karbon dioksida (CO2).

Selain itu, saat ini sudah 3.300 kilometer pohon yang di tanam di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura), Trans Jawa, Trans Sumatra. Di pesisir pantai, BDLF telah menanam pohon mangrove sebanyak 1,1 juta.

“Kami terus berkomitmen untuk melestarikan lingkungan, dan menghijaukan kembali lahan yang gundul. Tidak ada target setiap tahunnya, hal ini karena tergantung kemampuan petani dalam menanam dan mengelola pohon tersebut untuk tetap hidup dan berbuah,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (3/5/2025).

Adapun dalam menanam pohon BLDF menggandeng 10.632 mahasiswa yang berasal dari 250 kampus yang tersebar di 170 kota. BLDF juga telah menanam 100.000 pohon di kawasan situs bersejarah.

“Jadi kami juga memberikan pendampingan bagi petani untuk merawat pohon yang ditanam sehingga berbuah dan dapat meningkatkan taraf ekonomi petani,” katanya.

Dengan penanaman pohon yang bekerja sama petani tidak hanya berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial tetapi juga memperbaiki struktur tanah.

“Kami berharap penanaman pohon ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dan berkolaborasi dengan pemerintah,” ucap Mutiara. 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Seksi Wilayah I Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Jawa Kementerian Kehutanan Ruhiat menuturkan pihaknya tak menampik banyaknya kawasan hutan yang mengalami penggundulan dan terdegradasi.

Banyak kawasan hutan yang berubah menjadi lahan tanaman jagung yang tentu berdampak pada kondisi iklim dan terjadinya bencana alam saat musim penhujan.

“Lokasi kawasan hutan di Jawa yang sebelumnya hutan lindung dan produk Perum Perhutani menjadi pengelolaan hutan sosial di bawah Kementerian Kehutanan,” tuturnya.

Adapun saat ini Kementerian Kehutanan mengelola 920 hektare hutan sosial dari 1,1 juta hektare Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK). KHDPK merupakan suatu kebijakan yang dibuat sebagai suatu terobosan untuk mengatasi permasalahan masyarakat di kawasan hutan Jawa.

Untuk kembali menambah luasan tutupan hutan, Kementerian Kehutanan menggandeng pemerintah daerah, pihak swasta dan juga kelompok masyarakat untuk bahu membahu memulihkan lingkungan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper