Bisnis.com, JAKARTA — Investasi transisi energi global menyentuh rekor baru pada 2024 dengan nilai menembus US$2 triliun untuk pertama kalinya.
Laporan BloombergNEF bertajuk Energy Transition Investment Trends 2025 memperlihatkan bahwa nilai investasi di transisi energi mencapai US$2,1 triliun atau naik dua kali lipat sejak 2020. Namun pertumbuhan pada 2024 cenderung melambat di level 10,7% secara tahunan, dibandingkan dengan kenaikan 2021-2023 yang berada di kisaran 24-29%.
Kendaraan listrik menjadi sektor yang menerima kucuran investasi terbesar secara global, yakni sebesar US$757 miliar sepanjang 2024. Sektor energi terbarukan menyusul di peringkat kedua penerima investasi dengan nilai US$728 miliar dan pengembangan jaringan listrik (power grids) memperoleh dana investasi sebesar US$390 miliar.
“Nilai investasi di ketiga sektor ini mencapai rekor baru pada 2024, begitu pula dengan penyimpanan energi, yang mampu mengatasi tantangan dan mencapai US$54 miliar,” tulis Albert Cheung dalam laporan tersebut.
Di sisi lain, enam sektor lainnya yang mencakup nuklir, penangkapan karbon dan penyimpanan (carbon capture and storage/CCS), hidrogen, pengapalan hingga industri hijau mengakumulasi sekitar US$155 miliar investasi pada 2024. Nilai itu turun 23% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan sekaligus merefleksikan tantangan dalam pengembangan teknologi bersih.
China menjadi yang terdepan dalam transisi energi dengan kontribusi mencapai US$818 miliar. Angka ini dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan negara manapun, termasuk akumulasi investasi Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris.
Baca Juga
Nilai investasi AS di sektor transisi energi tercatat stagnan di angka US$338 miliar pada 2024, setelah sempat naik signifikan pada 2023. Sementara itu, 27 negara Uni Eropa mengucurkan US$381 miliar untuk pendanaan transisi energi sepanjang tahun lalu.
“Jerman menjadi destinasi investasi transisi energi terbesar ketiga dengan nilai US$109 miliar atau turun 1,7% secara tahunan,” lanjut Cheung.
Inggris menempati peringkat keempat sebagai tujuan investasi transisi energi dengan nilai US$65 miliar. Kemudian Prancis menyusul dengan nilai US$50 miliar di peringkat kelima. Sementara itu, investasi transisi energi di India cenderung tumbuh dan mencapai US$47 miliar pada 2024 dan menempati peringkat keenam.
Investasi di kawasan Asia Pasifik tercatat tumbuh paling tinggi, yakni sebesar 21% secara tahunan dengan nilai menembus US$1 triliun. Meski demikian, nilai investasi di transisi energi ini baru mencapai 37% dari kebutuhan tahunan ideal untuk mencapai target emisi nol bersih (net zero) 2050.