Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham emiten ramah lingkungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ternyata mampu bertahan di tengah tekanan yang melanda indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang paruh pertama 2024.
Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia per Jumat (28/6/2024), mayoritas indeks-indeks di BEI tercatat memerah sepanjang semester I/2024 (ytd hingga 28 Juni 2024), diantaranya indeks IDX High Dividend 20 yang turun 7,73%, IDX BUMN20 (-10,03%), IDX sektor teknologi yang terjerembab hingga 28,54%.
Dari total sekitar 44 indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia, hanya 5 indeks yang menghijau sepanjang 2024, sedangkan sisanya merah merona, termasuk indeks berlabel hijau Sri Kehati yang melorot 9,89%.
Adapun, indeks ESG Leaders (IDXESGL) yang beranggotakan 30 emiten, per Jumat (28/6/2024), mampu bertahan di zona hijau walau tipis, yaitu naik 0,11%.
Indeks ESG Leaders memiliki kapitalisasi pasar Rp4.484,93 triliun atau 37,08% dari total kapaitalisasi pasar BEI sebesar Rp12.092 triliun atau lebih dari 12 kuadriliun.
Saat IHSG menghijau 1,37% pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu pun, indeks ESG Leaders mampu melampaui kinerja bursa dengan kenaikan 1,72%. Adapun, IHSG mampu menghijau secara beruntun dalam 3 hari terakhir.
Baca Juga
Sebagai catatan, sepanjang 2023, IDXESGL membukukan penguatan sebesar 11% year-to-date (YtD) menuju 155,71. Kinerja ini lebih tinggi dibandingkan indeks komposit (IHSG) yang menguat 6,16% YtD. Adapun penguatan indeks ditopang saham milik konglomerat Prajogo Pangestu dan perbankan.
Indeks ESG Leaders atau IDXESGL adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki penilaian Environmental, Social, dan Governance (ESG) yang baik. Emiten-Emiten yang sahamnya masuk dalam IDX ESG Leaders ini juga tidak terlibat pada kontroversi secara signifikan serta memiliki likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
Adapun, penilaian ESG dan analisis kontroversi dilakukan oleh Sustainalytics berupa skor ESG Risk Rating dalam rentang 0-100. Makin kecil angkanya, maka skor ESG kian baik. Ada lima kategori, yaitu negligible (0-10), low (10-20), medium (20-30), high (30-40, dan severe (lebih dari 40).
Emiten-emiten yang sahamnya masuk dalam IDX ESG Leaders diperoleh dari konstituen IDX80, yaitu indeks yang mengukur kinerja harga dari 80 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Formula penghitungan (metode pembobotan) Indeks IDX ESG Leaders menggunakan metodologi Capped Free Float Market Capitalization Weighted Average and ESG Tilt Factored.
Metode ini menambahkan factor lain selain kapitalisasi pasar free float, yaitu faktor ESG. Selain itu, bobot konstituen juga diberlakukan batasan (capped) paling tinggi 15%. Faktor ESG didefinisikan sebagai ESG tilt factor yang dihitung berdasarkan z-score dari skor risiko ESG.
Dari total 30 emiten yang sahamnya masuk dalam daftar Indeks ESG Leaders terbaru, yaitu dalam periode penilaian 19 Juni 2024 hingga 17 September 2024, maka 10 emiten yang memiliki risk rating ESG yang terendah (terbaik), yaitu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK).
Selanjutnya, ada PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA), PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN), PT Global Mediacom Tbk. (BMTR), dan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO).
5 Emiten Ramah Lingkungan Indeks ESG Leader dengan Skor Tertinggi
- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO)
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. memiliki ESG risk rating 8,44 atau masuk dalam kategori negligible risk. Padahal dengan level risk ESG 9,3 saja (per 23 Mei 2024), menurut catatan Sustainalytics, PGEO berada di peringkat 7 dari 682 korporasi di sektor utilitas dan 292 dari total 16.216 korporasi di seluruh dunia yang diperingkat oleh Sustainalytics.
Kegiatan utama Pertamina Geothermal Energy, emiten anak usaha Pertamina dengan kapitalisasi pasar Rp49,37 triliun, adalah panas bumi, termasuk di sektor hulu dan/atau hilir, di Indonesia dan luar negeri, serta kegiatan usaha lain yang terkait atau mendukung di bidang energi panas bumi.
Segmen geografis perusahaan meliputi Kamojang, Lahendong, Ulubelu, Karaha, Lumut Balai, dan segmen lainnya. Perusahaan menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari wilayah Kamojang.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (28/6/2024), harga saham PGEO bertengger di level Rp1.190. Dengan demikian, butuh waktu lebih dari 1 tahun untuk harga saham PGEO naik 36% dari posisi harga IPO Rp875 per saham.
Adapun, PT Pertamina Power Indonesia tercatat sebagai pemegang saham terbesar PGEO dengan kepemilikan 68,84%, disusul Masdar Indonesia Solar Holdings RSC Limited (14,96%), dan PT Pertamina Pedeve Indonesia (5,97%).
Pada kuartaL I/2024, laba bersih PGEO tercatat Rp753,2 miliar yang mencerminkan return on equity (ROE) sebesar 2,35%. Sementara itu, pendapatan perseroan pada kuartal I/2024 tercatat Rp1,63 triliun, naik tipis 5,97% dari periode sama tahun sebelumnya Rp1,54 triliun.
2. PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA)
PT Erajaya Swasembada Tbk. memiliki ESG risk rating 12,67 atau masuk dalam kategori low risk. Per 27 April 2024, menurut catatan Sustainalytics, ERAA berada di peringkat 77 dari 675 korporasi di sektor teknologi perangkat keras dan 581 dari total 16.216 korporasi di seluruh dunia yang diperingkat oleh Sustainalytics.
Erajaya Swasembada adalah importir, distributor, dan pengecer perangkat telekomunikasi seluler yang terintegrasi yang bergerak dalam distribusi dan ritel perangkat telekomunikasi seluler, seperti ponsel dan tablet, kartu subscriber identity module (SIM Card), voucher isi ulang operator jaringan seluler, aksesori, perangkat Internet of Things (IoT), dan voucher Google Play Card.
Perusahaan ini juga menawarkan layanan nilai tambah, seperti layanan perlindungan ponsel melalui TecProtec dan layanan penyewaan perangkat bekerja sama dengan perusahaan multifinansial terpercaya di Indonesia. Segmennya meliputi Produk Ponsel dan Tablet Seluler, Produk Operator, Komputer, dan Perangkat Elektronik Lainnya, Aksesori, dan lainnya.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (28/6/2024), harga saham ERAA bertengger di level Rp378. Adapun, PT Eralink International tercatat sebagai pemegang saham terbesar ERAA dengan kepemilikan 54,51%.
Pada kuartaL I/2024, laba bersih ERAA tercatat Rp255,3 miliar yang mencerminkan ROE sebesar 3,03%. Sementara itu, pendapatan perseroan pada kuartal I/2024 tercatat Rp16,64 triliun, naik 12,55% dari periode sama tahun sebelumnya Rp14,79 triliun.
3. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR)
PT Jasa Marga (Persero) Tbk. memiliki ESG risk rating 12,92 atau masuk dalam kategori low risk. Menurut catatan Sustainalytics, JSMR berada di peringkat 44 dari 190 korporasi di sektor infrastruktur dan transportasi dan 1.124 dari total 16.216 korporasi di seluruh dunia yang diperingkat oleh Sustainalytics.
Jasa Marga adalah perusahaan industri yang membangun dan mengoperasikan jalan tol. Perusahaan ini mengorganisasi operasinya ke dalam lima segmen: jalan tol, operasi, pemeliharaan, bisnis terkait, dan lainnya.
Segmen bisnis jalan tol menyumbang sebagian besar pendapatan, bekerja untuk meningkatkan kepemilikan aset jalan tol perusahaan. Segmen operasi terlibat dalam pengoperasian jalan tol, sementara segmen pemeliharaan menyediakan layanan pemeliharaan jalan tol.
Segmen bisnis lainnya mengoperasikan stasiun bahan bakar, menyewakan dan menjual aset properti, serta mendapatkan pendapatan dari iklan.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (28/6/2024), harga saham JSMR bertengger di level Rp4.980. Pada 1 tahun terakhir, harga saham JSMR naik 42,29%.
Pada kuartaL I/2024, laba bersih JSMR tercatat Rp585,9 miliar yang mencerminkan ROE sebesar 1,48%. Sementara itu, pendapatan perseroan pada kuartal I/2024 tercatat Rp6,04 triliun, naik 35,98% dari periode sama tahun sebelumnya Rp4,44 triliun.
4. PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE)
PT Bumi Serpong Damai Tbk. memiliki ESG risk rating 14,83 atau masuk dalam kategori low risk. Menurut catatan Sustainalytics, JSMR berada di peringkat 391 dari 1050 korporasi di sektor realestat dan 1.872 dari total 16.216 korporasi di seluruh dunia yang diperingkat oleh Sustainalytics.
Bumi Serpong Damai adalah perusahaan realestat umum. Perusahaan ini melaporkan lima lini bisnis, yaitu real estate, properti, hotel, jalan tol, dan lainnya.
Segmen real estate, yang terlibat dalam pengembangan properti real estate, menghasilkan sebagian besar pendapatan perusahaan.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (28/6/2024), harga saham BSDE bertengger di level Rp955. Pada 1 tahun terakhir, harga saham BSDE turun 16,59% .
Pada kuartaL I/2024, laba bersih BSDE tercatat Rp1,43 triliun yang mencerminkan ROE sebesar 3,36%. Sementara itu, pendapatan perseroan pada kuartal I/2024 tercatat Rp3,77 triliun, naik 31,25% dari periode sama tahun sebelumnya Rp2,87 triliun.
5. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK)
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. memiliki ESG risk rating 14,90 atau masuk dalam kategori low risk. Menurut catatan Sustainalytics, EMTK berada di peringkat 95 dari 306 korporasi di sektor media dan 1.903 dari total 16.216 korporasi di seluruh dunia yang diperingkat oleh Sustainalytics.
Elang Mahkota Teknologi, di mana Eddy K. Sariaatmadja menjadi pemegang saham terbesar (21,92%) adalah kelompok terintegrasi di Indonesia yang terlibat dalam tiga divisi bisnis, yaitu Media, Kesehatan, dan Lainnya.
Divisi Media mencakup penyiaran televisi Free-to-Air melalui empat saluran televisi, sedangkan divisi Kesehatan mencakup berbagai layanan medis. Divisi lainnya meliputi konektivitas, penyediaan layanan perbankan, layanan keuangan, teknologi infrastruktur, internet, solusi, dan investasi. Perusahaan ini menghasilkan pendapatan terbesar dari segmen Media.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (28/6/2024), harga saham EMTK bertengger di level Rp388. Pada 1 tahun terakhir, harga saham EMTK turun 42,52% .
Pada kuartaL I/2024, laba bersih EMTK tercatat Rp259,4 miliar yang mencerminkan ROE sebesar 0,67%. Sementara itu, pendapatan perseroan pada kuartal I/2024 tercatat Rp2,48 triliun, naik 13,23% dari periode sama tahun sebelumnya Rp2,19 triliun.
----------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.