Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lumbung Pangan Hadapi Kekeringan, Pemerintah China Gelontorkan Rp301,38 Miliar

China mengalokasikan Rp301,38 miliar ke Henan untuk mengatasi kekeringan dan menjaga produksi pangan di tengah cuaca ekstrem.
Panen gandum di Provinsi Henan, China pada 2023./Reuters-Josh Arslan
Panen gandum di Provinsi Henan, China pada 2023./Reuters-Josh Arslan
Ringkasan Berita
  • Pemerintah China mengalokasikan 131,5 juta yuan untuk Provinsi Henan guna mendukung sektor pertanian yang terdampak kekeringan.
  • Total dana untuk perbaikan infrastruktur pertanian di Henan mencapai 260 juta yuan sejak pertengahan Juli.
  • China menghadapi tantangan serius dalam produksi pangan musim gugur akibat kekeringan di utara dan banjir di selatan, dengan 34 langkah strategis diterapkan untuk meminimalkan kerugian.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Provinsi Henan, wilayah penghasil gandum utama yang dikenal sebagai lumbung pangan China, menerima pendanaan sebesar 131,5 juta yuan (sekitar US$18,3 juta atau Rp301,38 miliar) dari pemerintah pusat untuk membantu sektor pertanian yang terdampak kekeringan.

Nilai tersebut dua kali lipat lebih besar daripada dana yang sebelumnya dihimpun pemerintah daerah Henan pada pertengahan Juli dan awal Agustus untuk menjaga panen musim gugur. Produksi selama periode ini menyumbang sekitar tiga perempat dari total produksi pangan tahunan China.

Dengan tambahan pendanaan ini, total dana yang dialokasikan untuk perbaikan sumur, pemeliharaan peralatan irigasi, dan pembangunan proyek-proyek air di Henan sejak pertengahan Juli mencapai 260 juta yuan, menurut pernyataan resmi dari Departemen Keuangan Provinsi Henan yang dirilis Selasa (5/8/2025), mengutip Reuters.

Dataran China Utara, yang mencakup provinsi Henan, Hebei, dan Shandong, mengalami suhu tinggi yang berkepanjangan serta curah hujan di bawah normal sejak Juli. Lahan pertanian yang terdampak kekurangan air tercatat lebih luas dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China bahkan memperingatkan bahwa cuaca panas dan minimnya curah hujan diperkirakan masih akan berlanjut hingga Agustus, dengan potensi kekeringan yang memburuk di beberapa wilayah.

Sementara itu, wilayah selatan di bagian tengah dan hilir Sungai Yangtze justru dilanda hujan lebat dengan curah hujan yang menembus rekor tertinggi. Fenomena ini menyebabkan banjir di sentra-sentra produksi padi.

Produksi pangan musim gugur China kini menghadapi risiko dan tantangan serius akibat bencana banjir dan kekeringan yang terjadi secara bersamaan, menurut kementerian.

Sebagai respons, kementerian telah menerbitkan 34 langkah strategis untuk meminimalkan kerugian hasil panen di wilayah yang paling terdampak, menstabilkan produksi di daerah yang terdampak ringan, serta meningkatkan hasil di wilayah yang tidak terdampak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro