Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Prabowo Apresiasi Keberhasilan Modifikasi Cuaca Tangkal Karhutla

Presiden Prabowo memuji Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang berhasil menekan titik panas dan mencegah asap lintas batas
Petugas Manggala Agni Daops Kota Jambi memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut Desa Gambut Jaya, Muaro Jambi, Jambi, Kamis (24/7/2025). Karhutla yang telah memasuki hari kelima tersebut sudah menghanguskan 250 hektare lebih lahan, sementara upaya pemadaman masih terus dilakukan Manggala Agni, BPBD, TNI/Polri, dan masyarakat. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/bar
Petugas Manggala Agni Daops Kota Jambi memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut Desa Gambut Jaya, Muaro Jambi, Jambi, Kamis (24/7/2025). Karhutla yang telah memasuki hari kelima tersebut sudah menghanguskan 250 hektare lebih lahan, sementara upaya pemadaman masih terus dilakukan Manggala Agni, BPBD, TNI/Polri, dan masyarakat. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/bar
Ringkasan Berita
  • Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang berhasil menekan jumlah hotspot dan mencegah penyebaran asap lintas batas.
  • Keberhasilan OMC didukung oleh koordinasi lintas sektor antara BNPB, BMKG, TNI, Polri, dan pemerintah daerah, dengan fokus pada penyemaian awan dan pemantauan hotspot melalui satelit.
  • BMKG dan mitra terkait telah melakukan 27 sorti penyemaian awan di Kalimantan Barat, yang berhasil menurunkan potensi kebakaran hutan dan lahan secara signifikan.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengapresiasi pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dinilai mampu menekan jumlah titik panas (hotspot) secara signifikan dan mencegah penyebaran asap lintas batas negara.

Dalam forum koordinasi penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat, Prabowo menegaskan bahwa pendekatan ilmiah berbasis teknologi seperti OMC harus menjadi garda depan dalam mitigasi bencana ekologis nasional.

“Saya mendukung penuh langkah-langkah terpadu yang telah dilakukan. OMC terbukti menjadi instrumen efektif dalam mengendalikan kebakaran dan mencegah bencana asap lintas batas yang dapat merugikan Indonesia di tingkat regional,” ujar Prabowo dalam arahannya, dikutip dari siaran pers, Senin (4/8/2025).

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan menyampaikan bahwa hasil nyata ini adalah buah kerja kolaboratif dari seluruh elemen yang tergabung dalam Desk Penanganan Karhutla. Ia menyoroti pentingnya koordinasi lapangan antara BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BMKG, TNI, Polri, dan pemerintah daerah.

“Koordinasi yang solid dan respons cepat menjadi kunci utama keberhasilan ini. Kita tidak bisa bekerja sektoral, harus lintas institusi dan lintas wilayah,” katanya.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa OMC yang dilakukan BMKG bersama mitra kementerian/lembaga telah menurunkan potensi kebakaran hutan dan lahan, khususnya di wilayah Kalimantan Barat.

“OMC mampu menurunkan potensi kebakaran secara signifikan melalui penyemaian awan yang ditargetkan berdasarkan data cuaca dan iklim terkini. Pemantauan intensif dilakukan melalui satelit untuk memetakan hotspot dan potensi pembentukan awan hujan,” ujar Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan bahwa musim kemarau tahun ini, curah hujan tercatat berada di atas rata-rata curah hujan 30 tahun terakhir. Kondisi ini membuka peluang besar untuk mengoptimalkan OMC dalam mempercepat terbentuknya hujan buatan.

“Sejak 1 Agustus, OMC di Kalbar dilakukan sejak pagi hingga malam hari untuk memaksimalkan pertumbuhan awan hujan. Pun, di Riau, OMC dilakukan sejak pagi hingga malam,” jelasnya.

Dwikorita menambahkan, hingga 3 Agustus 2025 siang, telah dilakukan 27 sorti penyemaian awan dengan total 26,4 ton bahan semai NaCl. Hasilnya, tidak ditemukan hotspot kategori high confidence maupun sebaran asap di wilayah Kalimantan Barat.

Keberhasilan OMC saat ini, lanjutnya, tak lepas dari langkah antisipatif yang telah disiapkan BMKG sejak awal. Sejak musim hujan di bulan April, BMKG telah melakukan analisis dan prediksi musim kemarau serta potensi karhutla. Hasil prediksi tersebut secara rutin dilaporkan kepada Presiden, dengan tembusan kepada kementerian/lembaga terkait serta pemerintah daerah yang wilayahnya diprediksi rawan karhutla.

“Prediksi ini terus diperbarui secara berkala—bulanan, 10 harian, bahkan mingguan—melalui analisis tingkat kemudahan lahan terbakar berdasarkan kondisi cuaca, iklim, dan parameter permukaan lahan,” ungkap Dwikorita.

Berkat kesiapan data dan sistem prediksi tersebut, pelaksanaan OMC saat ini mampu mencapai tingkat akurasi antara 80 hingga 95 persen. Koordinasi lintas sektor pun, tambah Dwikorita, dilakukan secara cepat, baik secara digital maupun melalui kerja lapangan bersama Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, serta pemerintah daerah setempat.

Gubernur Kalimantan Barat sendiri telah menetapkan status Siaga Darurat sejak 5 Juni 2025 dan memimpin langsung apel siaga Karhutla. Langkah ini menunjukkan kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga September.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurrofiq menyampaikan bahwa pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2020 terus diperkuat, termasuk evaluasi terhadap efektivitas penanggulangan Karhutla berbasis teknologi. Ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif jajaran daerah dan aparat keamanan dalam mendeteksi serta menindak pelaku pembakaran lahan.

“BMKG telah mengidentifikasi potensi asap lintas batas, dan itu harus menjadi perhatian serius. Keterlibatan Pangdam, Kapolda, Lanud, hingga Lanal menjadi kunci penting dalam respons dini,” kata Hanif.

Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto mengingatkan bahwa dinamika hotspot sangat fluktuatif. Meski sempat menurun berkat OMC, jumlah titik panas kembali meningkat akibat pembakaran lahan secara sengaja.

“Pemda tidak boleh ragu untuk menetapkan status Tanggap Darurat jika api makin meluas. Itu akan mempercepat dukungan logistik dan operasi dari pusat,” katanya. Ia juga mendorong penguatan Satgas Darat dan penegakan hukum yang tegas sebagaimana telah dilakukan di Riau.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro