Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) mengklaim telah memproses 18 gigawatt (GW) energi baru terbarukan (EBT) per April 2025.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, realisasi tersebut mencapai sekitar 26% dari total target kapasitas 20,9 GW yang ditetapkan hingga 2030 atau dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hijau 2021-2030.
"PLN telah mengimplementasikan ini RUPTL Hijau 2021-2030 dengan target kapasitas pembangkit EBT sebesar 20,9 GW hingga tahun 2030. Nah, sampai April ini PLN telah memproses 18 GW atau setara 86%," kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (14/5/2025).
Lebih terperinci, dari 18 GW itu, sebanyak 2,8 GW masih dalam tahap perencanaan dan 4,7 GW dalam proses pendanaan. Lalu, 8,5 GW dalam proses pengadaan, 3,3 GW dalam tahap konstruksi, dan 1,6 GW telah memasuki tahap commissioning.
Lebih lanjut, Darmawan mengatakan bahwa sejak 2021 hingga April 2025, total 1,6 GW pembangkit EBT telah berhasil dioperasikan.
Listrik bersih ini termasuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Terapung Cirata dengan produksi 260 GWh per tahun serta PLTS 50 MW yang mendukung 100% pemanfaatan energi hijau di IKN. Selain itu, PLN juga mencatat pencapaian dalam percepatan proyek infrastruktur ketenagalistrikan nasional.
Baca Juga
Tercatat, sejumlah proyek strategis telah diresmikan Presiden Prabowo Subianto, mencakup pembangkit listrik berkapasitas total 3,2 GW pada 2024. Darmawan mengatakan jumlah itu termasuk 0,4 GW dari EBT. Lalu, jaringan transmisi sepanjang 740 km sirkuit, serta gardu induk dengan kapasitas 1.740 megavolt ampere (MVA).
"Masuknya infrastruktur kelistrikan baru ini berkontribusi pada penurunan emisi karbon sebesar 14 juta ton CO2 per tahun," imbuhnya.
Tak hanya itu, dia mengatakan PLN telah menyelesaikan 97% target penambahan pembangkit EBT 2025 pada April atau 492 MW dari total target 2025 sebesar 507 MW.
"Keberhasilan ini merupakan hasil dari telah beroperasinya PLTA Merangin pada Maret 2025," ucap Darmawan.