Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA membukukan pertumbuhan pembiayaan berkelanjutan sebesar 19% year on year (YoY) hingga pengujung kuartal I/2025.
Berdasarkan data yang dirilis perusahaan, total outstanding BCA dalam kriteria berkelanjutan (sustainable) mencapai Rp235 triliun per Maret 2025, naik daripada posisi akhir Maret 2024 sebesar Rp197 triliun.
Pembiayaan berkelanjutan BCA selama tiga bulan pertama 2025 terdiri atas outstanding pembiayaan hijau sebesar Rp105 triliun yang naik 31,5% YoY dan pembiayaan UMKM sebesar Rp130 triliun atau naik 10,5% YoY.
Seiring dengan pertumbuhan ini, porsi pembiayaan berkelanjutan terhadap total portofolio BCA juga meningkat, dari 23,5% per Maret 2024 menjadi 25% pada Maret 2025.
Pembiayaan berkelanjutan BCA selama kuartal I/2025 juga mencakup sektor kendaraan listrik (electric vehicles/EV), dengan outstanding mencapai Rp2,32 triliun yang mencerminkan pertumbuhan 82,6% YoY.
Emiten berkode saham BBCA itu juga menyalurkan pembiayaan untuk energi terbarukan dengan total outstanding sebesar Rp4,6 triliun. Pembiayaan ini menyasar pembangkit listrik dengan kapasitas sebesar 216 megawatt (MW).
Baca Juga
BCA tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp941 triliun pada kuartal I/2025, tumbuh 12,6% YoY. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyebut bahwa pertumbuhan kredit ini ditopang ekspansi pembiayaan di berbagai sektor, serta turut terdampak momentum Ramadan dan Idulfitri 2025.
“Pertumbuhan pembiayaan BCA ditopang kredit korporasi yang naik 13,9% YoY menjadi Rp443,4 triliun,” katanya dalam konferensi pers paparan kinerja BCA kuartal I/2025 secara virtual, Rabu (23/4/2025).
Dia memerinci bahwa kredit komersial BCA tumbuh 9,9% YoY mencapai Rp137,4 triliun. Kredit UKM mencapai Rp124,5 triliun, naik 12,9% YoY.
Lebih lanjut, kredit konsumer BCA pun naik 11,3% YoY menjadi Rp225,7 triliun. Realisasi itu ditopang Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh 10,5% YoY menjadi Rp135,3 triliun, serta kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh 12,3% YoY menjadi Rp67,1 triliun.
Selain itu, outstanding pinjaman konsumer lainnya yang didominasi oleh kartu kredit juga meningkat 13,9% YoY hingga mencapai Rp23,3 triliun.