Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nestlé Kurangi 20,38% Emisi Karbon pada 2024, Lebih Cepat dari Target

Mayoritas emisi karbon Nestle berasal dari rantai pasok bahan baku seperti dairy dan livestock, dengan kontribusi 30%
Inisiasi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) Nestle turut melibatkan mitra peternak sapi perah lokal/Dok. Nestle Indonesia
Inisiasi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) Nestle turut melibatkan mitra peternak sapi perah lokal/Dok. Nestle Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan makanan dan minuman multinasional Nestlé melaporkan telah menurunkan emisi karbon secara global sebesar 20,38% sepanjang 2024 dibandingkan dengan 2018. Realisasi penurunan ini lebih cepat dari target 2025 yang ditetapkan perusahaan.

Berdasarkan laporan keberlanjutan Nestlé bertajuk Creating Shared Value, emisi karbon yang dihasilkan mayoritas berasal dari sumber tidak langsung scope 3, yakni sebesar 95%. Emisi ini berasal dari rantai pasok dalam aktivitas perusahaan seperti produksi bahan baku dan transportasi.

Direktur Corporate Affairs & Sustainability Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu mengemukakan dicapainya target penurunan emisi karbon yang lebih cepat tidak terlepas dari kerja sama Nestlé dengan berbagai pihak.

“Kami sangat serius menjalankan keberlanjutan di seluruh rantai pasok kami, semuanya sepakat. Kami menggandeng multi stakeholders untuk bekerja sama menerapkan pilar-pilar keberlanjutan,” kata sosok yang akrab disapa Fifin itu dalam temu media di Jakarta, Senin (24/3/2025).

Selain target penurunan emisi 2025, Nestlé juga membidik penurunan emisi sebesar 50% pada 2030 dan mencapai netral karbon atau net zero pada 2050. Sustainability Delivery Lead Nestlé Indonesia Maruli Sitompul mengatakan target-target tersebut dikejar dengan fokus pada rantai pasok produk Nestlé, termasuk pengurangan emisi di level bahan baku.

Sebagai catatan, bahan baku berbasis susu (dairy) dan hewan ternak (livestock) merupakani penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca (GRK) Nestlé untuk scope 3, dengan kontribusi mencapai 30%.

“Untuk di susu segar dan kopi, yang menarik dari upaya kami dalam menurunkan emisi gas rumah kacanya adalah dengan pendekatan yang memberikan nilai tambah bagi pelaku. Artinya menjadi lebih produktif, efektif dan efisien,” kata Maruli.

Selain memastikan penurunan emisi hingga ke level bahan baku, Nestlé juga mengadopsi energi terbarukan dalam operasionalnya. Saat ini, 95,3% listrik yang digunakan di fasilitas manufakturnya secara global telah bersumber dari energi terbarukan.

Nestlé juga berinovasi dalam pengemasan dan manajemen limbah, dengan fokus utama pada pengurangan penggunaan plastik virgin serta peningkatan proporsi kemasan yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper