Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Resmi Keluar dari JETP, Apa Alasannya?

Amerika Serikat memang telah memangkas dan mengurangi bantuan luar negeri di bawah Presiden Donald Trump
PLTU Paiton yang berada di Probolinggo, Jawa Timur/Dok. PLN
PLTU Paiton yang berada di Probolinggo, Jawa Timur/Dok. PLN

Bisnis.com, JAKARTA — Amerika Serikat (AS) resmi keluar dari Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan atau Just Energy Transition Partnership (JETP). Koalisi ini dibentuk untuk mengakomodasi pembiayaan transisi energi dari negara kaya ke negara berkembang sehingga beralih dari batu bara ke energi bersih.

Kabar hengkangnya AS dari JETP pertama kali diberitakan Reuters dengan mengutip sejumlah sumber anonim di negara peserta yang mengetahui kabar tersebut.

JETP yang terdiri atas 10 negara donor pertama kali diumumkan dalam perundingan iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia pada 2021.

Indonesia, Vietnam, Afrika Selatan dan Senegal menjadi sederet negara pertama yang didaulat sebagai penerima hibah, pinjaman, dan jaminan keuangan untuk melakukan transisi energi dalam payung kolaborasi JETP.

Sementara itu, AS, Jepang, dan negara-negara Uni Eropa seperti Jerman dan Prancis merupakan International Partners Group (IPG) dengan komitmen mobilisasi dana hingga US$21,5 miliar.

Penarikan diri AS dari JETP kemudian dikonfirmasi langsung oleh Departemen Keuangan Amerika Serikat. Juru bicara Menteri Keuangan AS Scott Bessent memastikan bahwa AS telah keluar dari kesepakatan JETP dengan Indonesia, Vietnam, dan Afrika Selatan.

“Keputusan ini sejalan dengan perintah eksekutif Presiden Donald Trump yang menyebutkan penarikan diri dari inisiatif yang tidak mencerminkan nilai-nilai negara kami atau target ekonomi dan lingkungan kami,” kata juru bicara tersebut pada Kamis (6/3/2025) dikutip dari Reuters.

Sejak Presiden Donald Trump kembali menjabat pada Januari 2025, Washington memang telah memangkas bantuan luar negeri dan mendorong pengembangan bahan bakar fosil.

Komitmen pembiayaan AS untuk transisi energi Indonesia dan Vietnam tercatat melampaui US$3 miliar secara total. Sebagian besar komitmen ini rencananya disalurkan melalui pinjaman komersial. Sementara di Afrika Selatan, AS berkomitmen sebesar US$1,06 miliar dari total $11,6 miliar yang dijanjikan untuk negara tersebut.

Utusan Khusus Presiden RI Prabowo Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo mengemukakan belum lama ini bahwa Jerman akan menggantikan AS sebagai salah satu pemimpin pembiayaan dalam JETP.

Hal ini dia sampaikan seiring dengan nihilnya realisasi pembiayaan dari AS dan keputusan teranyar Washington untuk keluar dari Perjanjian Paris dan menghentikan sejumlah pembiayaan ke luar negeri di bawah kebijakan Presiden Donald Trump.

“Pemerintah Jerman memutuskan untuk menggantikan posisi Amerika Serikat untuk memimpin JETP,” kata Hashim dalam forum Indonesia Green Energy Investment Dialogue 2025 di Jakarta, Kamis (27/2/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler