Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ambisi China Dorong Efisiensi Penggunaan Energi di Tengah Target PDB 2025

Tahun lalu China mampu mengurangi penggunaan sebesar 3,8%, sementara target pengurangan intensitas energi dicanangkan sebesar 2,5%.
Para pekerja berjalan di salah satu pembangkit listrik tenaga surya di Tongchuan, provinsi Shaanxi, China, 11 Desember 2019./Reuters-Muyu Xu
Para pekerja berjalan di salah satu pembangkit listrik tenaga surya di Tongchuan, provinsi Shaanxi, China, 11 Desember 2019./Reuters-Muyu Xu

Bisnis.com, JAKARTA – China ingin meningkatkan efisiensi dalam penggunaan energi, di tengah target pertumbuhan ekonomi yang positif. 

Pada 2025, China berencana menekan konsumsi energi sebesar 3% di tengah target pertumbuhan ekonomi sebesar 5% pada 2025.

Upaya meningkatkan efisiensi meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Mengingat, pada 2025 China menargetkan pengurangan intensitas energi sebesar 2,5%, sementara mampu mengurangi penggunaan sebesar 3,8%.

Dengan begitu, bisa dikatakan China lebih ambisius dalam meningkatkan efisiensi penggunaan energi. 

Melansir Bloomberg, China tidak menetapkan target khusus untuk menekan emisi. per unit PDB berdasarkan pada laporan kerja utama pemerintahnya. Padahal, target tersebut menjadi rujukan untuk mendukung tujuan jangka panjang China mencapai Net Zero Emission 2060. 

Penasihat kebijakan global di Greenpeace Asia Timur, Zhe Yao mengatakan meskipun terjadi perluasan energi terbarukan yang sangat pesat, fakta yang harus diketahui adalah bahwa ekonomi China belum lebih hemat energi dalam beberapa tahun terakhir.

"Hal ini telah mengimbangi beberapa dampak dekarbonisasi dari penerapan teknologi terbarukan, yang membatasi kinerja iklim Tiongkok," ujarnya mengutip Bloomberg, Rabu (5/3/2025). 

Dengan target meningkatkan efisiensi penggunaan energi 3%, China diprediksi tidak akan mencapai target intensitas energi yang ditetapkan dalam rencana lima tahunan (2021 - 2025).

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan prediksi tersebut, seperti dorongan ekspor untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 serta fokus pada manufaktur kelas atas yang memerlukan konsumsi energi tinggi.

Di sisi lain, target China untuk mengurangi intensitas energi dan karbon menghadapi tantangan besar akibat meningkatnya permintaan energi dari industri yang berkembang. 

Sebelumnya, Bloomberg melaporkan bahwa hampir selama dua dekade terakhir China mengukur kemajuan ekonominya dengan memantau jumlah energi yang digunakan untuk mendukung pertumbuhannya. Sayangnya, pendekatan ini akan berakhir pada tahun ini.

Hal ini merujuk pada tren peningkatan permintaan energi karena kembalinya kinerja sektor manufaktur, logam, petrokimia, hingga kendaraan listrik. 

Target kedua yang terkait dengan intensitas karbon juga tidak jauh lebih baik. Meskipun emisi per unit PDB turun 3,4% pada 2024, Jumat pekan lalu, Badan Pusat Statistik China juga menyatakan bahwa kegagalan di tahun-tahun sebelumnya berarti penurunan yang sangat besar diperlukan pada 2025 untuk mencapai pengurangan 18% dari level 2020.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper