Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA melaporkan pertumbuhan pembiayaan hijau selama paruh pertama 2025.
Dalam laporan kinerja semester I/2025, BCA menorehkan pertumbuhan pembiayaan berkelanjutan (sustainable finance) sebesar 21,1% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp240 triliun, dibandingkan dengan Rp198 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari nilai tersebut, total outstanding untuk pembiayaan hijau menembus Rp103 triliun. Capaian ini merefleksikan pertumbuhan tahunan sebesar 34,6% dibandingkan dengan Rp77 triliun pada semester I/2024.
Adapun pembiayaan untuk usaha skala kecil dan menengah yang masuk dalam sektor berkelanjutan tumbuh 12,6% YoY menjadi Rp136 triliun.
BCA turut memperinci total pembiayaan yang disalurkan ke sejumlah sektor hijau, di antaranya kendaraan listrik (EV) yang tumbuh 118% YoY menjadi Rp3,19 triliun. Kemudian outstanding untuk pinjaman terkait keberlanjutan (sustainability linked-loan/SLL) tumbuh 8% menjadi Rp2,62 triliun dan pembiayaan untuk energi terbarukan mencapai Rp4,2 triliun untuk mendukung pembangkit berkapasitas 214 megawatt (MW).
BCA sendiri membukukan raihan laba bersih konsolidasi senilai Rp29 triliun pada semester I/2025.
Baca Juga
Laba tersebut tumbuh 8% secara tahunan. Pada semester pertama tahun lalu, bank swasta terbesar di Indonesia itu membukukan laba bersih senilai Rp26,9 triliun.
"Kredit tumbuh 12,9% YoY menjadi Rp959 triliun per Juni 2025 didukung pertumbuhan penyaluran di berbagai segmen dan terjaganya kondisi likuiditas perseroan," ujar Presiden Direktur BCA Hendra Lembong dalam konferensi pers kinerja keuangan pada Rabu (30/7/2025).
Hendra menyampaikan BCA senantiasa menyalurkan kredit secara prudent, mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dengan disiplin dalam menerapkan manajemen risiko.
Secara rinci, kredit korporasi BCA tumbuh 16,1% YoY mencapai Rp451,8 triliun per Juni 2025. Kredit komersial naik 12,6% YoY menjadi Rp143,6 triliun, dan kredit UKM meningkat 11,1% YoY hingga Rp127 triliun. Ditopang pertumbuhan KPR sebesar 8,4% menjadi Rp137,6 triliun, dan kredit kendaraan bermotor (KKB) 5,2% mencapai Rp65,4 triliun, total pertumbuhan kredit konsumer mencapai 7,6% YoY hingga Rp226,4 triliun.
Sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit, rasio loan at risk (LAR) BCA terjaga pada level 5,7% sepanjang semester I/2025, membaik dari 6,4% pada tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) terkelola pada level 2,2%. Pencadangan NPL dan LAR memadai, masing-masing 167,2% dan 68,7%.
Selain itu, BBCA membukukan pertumbuhan himpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 5,7% YoY menjadi Rp1.190 triliun per Juni 2025. Jenis simpanan giro dan tabungan atau dana murah berkontribusi sebesar 82,5% dari total simpanan perseroan. Dana murah perseroan tersebut tumbuh 7,3% YoY mencapai Rp982 triliun.
Kinerja laba BCA tersebut juga didukung oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh sebesar 7% menjadi Rp42,5 triliun pada semester I/2025.
"Pada saat yang sama, pendapatan selain bunga naik 10,6% YoY menjadi Rp13,7 triliun. Total pendapatan operasional Rp56,2 triliun, naik 7,8% YoY. Cost to income ratio [CIR] sebesar 29,1%, turun dari 30,5% pada tahun sebelumnya," ujar Hendra.